Pembunuhan Bos Warung Madura

Puasnya Tukang Soto Usai Bos Warung Madura Dibunuh Keponakan, Acungkan Jempol Sambil Senyum

Tukang soto berinisial NA (28) merasa puas setelah bos warung Madura, AH (32), tewas dibunuh keponakannya, FA (23). Apa yang dilakukannya?.

|
Istimewa
Momen pemuda berinisial FA (23) menggotong karung berisi jasad bos warung Madura sekaligus pamannya, AH (32), di Tangerang Selatan terekam CCTV. 


NA pun langsung mendekat ke arah FA dan membantunya mengangkat karung tersebut.


Keduanya tampak santai menggotong karung berisi jasad korban meski saat itu sejumlah pengendara motor lalu lalang melintas di depan mereka.


Bahkan, seorang pengendara motor sempat berhenti di depan warung milik korban untuk membeli sesuatu.


Terhitung sejak Januari 2024, pelaku baru sekitar empat bulan bekerja di warung Madura milik korban.


Selama empat bulan bekerja, FA mengaku kerap mendapat perlakuan buruk dari korban.


"Selama pelaku bekerja di warung rokok tersebut sering mendapatkan perlakukan kurang baik dari korban selaku pemilik warung rokok," kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Ully saat merilis kasus ini, Selasa (14/5/2024).


Pada Kamis (9/5/2024), pelaku curhat kepada karyawan warung soto berinisial NA (28). Kepada NA, FA mengatakan bahwa dirinya tidak betah bekerja dengan korban.


NA pun menyarankan FA untuk mencari pekerjaan lain. NA juga menghasut FA untuk menghabisi nyawa korban.


"Pada saat curhat tersebut NA menyampaikan secara lisan kepada FA, 'jika kamu merasa tidak senang dengan perlakuan kakak sepupu kamu, kamu cari kerjaan di tempat  lain saja dan terhadap kakak sepupumu kamu bacok saja dan itu ada golok di warung penjual kelapa'," ujar Titus.


NA menghasut FA untuk membunuh AH karena sakit hati tidak diperbolehkan berutang rokok di warung korban.


Setelahnya pada Jumat (10/5/2024) pukul 04.30, korban membangunkan FA yang sedang tertidur secara paksa.


Sarung yang digunakan pelaku sebagai selimut ditarik paksa oleh korban. Saat itu korban juga memarahi pelaku.


"FA mengatakan dalam bahasa Madura, 'kalau kamu tidur-tidur saja di sini, mending tidak usah kerja'. Atas kejadian tersebut pelaku sakit hati dan marah terhadap korban sehingga pelaku setelah kejadian subuh tersebut mendiamkan atau tidak berkomunikasi dengan korban," ucap Titus.


Siang harinya, ketika AH sedang Salat Jumat di masjid, pelaku FA mendatangi warung kelapa untuk mencari golok.


Setelah menemukan golok yang dicari, pelaku menyimpan senjata tajam itu di tumpukan tabung gas 3 kg di warung korban.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved