DPO Kasus Vina Cirebon Ditangkap

Setelah 8 Tahun Saksi Mata Kasus Vina Cirebon Akhirnya Buka Suara, Alibi Pegi Perong Terbantahkan

Setelah delapan tahun kabur karena ketakutan atas fakta yang disaksikannya, Aep yang melihat langsung penyerangan akhirnya buka suara.

|
Tribun Network
Kolase foto Aep, saksi mata pembunuhan Vina dan tersangkanya, Pegi beserta motor pink miliknya. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Setelah delapan tahun kabur karena ketakutan atas fakta yang disaksikannya, Aep yang melihat langsung penyerangan Vina Dwi Arsita (16) dan Muhammad Rizky (Eky) di Cirebon akhirnya buka suara.

Aep yang kini berada di Bekasi, mengungkapkan bahwa peristiwa penyerangan Vina dan pacarnya, Eky, saat berboncengan naik motor benar adanya.

Pria yang saat kejadian bekerja di tempat pencucian mobil dekat lokasi kejadian itu, melihat sosok Pegi Setiawan alias Perong.

Pernyataan Aep secara tidak langsung membantah alibi Pegi yang disampaikan ibunya.

Di sisi lain, polisi meyakini, penangkapan Pegi di Bandung beberapa hari lalu bukanlah salah sasaran.

Saksi Mata Buka Suara

Sabtu malam 27 Agustus 2016, Aep sedang berada di warung dekat lokasi kejadian, tepatnya di bilangan Jalan Perjuangan, Desa Saladara, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.

Tidak jauh dari Aep, sejumlah pemuda, yang belakangan jadi pelaku pembunuhan Vina dan Eky sedang nongkrong.

Tiba-tiba, Eky dan Vina melintas naik motor.

Aep melihat Eky memakai jaket bertuliskan XTC.

Berdasarkan kronologi dari putusan pengadilan kasus tersebut, XTC merupakan nama gangster yang sedang diincar kelompok Pegi Cs.

"Kebetulan saya lagi di warung terus ada pengendara motor yang berseragam XTC lewat terus langsung dilempari batu (Vina dan Eky)," kata Aep di Cikarang Jumat (26/5/2024), dikutip dari Kompas TV.

Aep (30), warga Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi menjadi saksi yang melihat kejadian Vina dan Eky diserang sekelompok remaja di Jalan Perjuangan, Kota Cirebon, Jawa Barat.
Aep (30), warga Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi menjadi saksi yang melihat kejadian Vina dan Eky diserang sekelompok remaja di Jalan Perjuangan, Kota Cirebon, Jawa Barat. (Istimewa)

Aep bercerita sempat terjadi kejar-kejaran antara kelompok remaja itu dengan korban.

Ada sekitar delapan orang, akan tetapi yang memepet korban sebanyak empat motor.

"Terus dikejar-kejar, bicara melempar saya kurang tau ya (jumlah orang yang terlibat pelemparan). Berhubung saya takut di situ akhirnya saya pulang saja," jelasnya.

Menurut Aep, dia mengenal delapan orang tersebut secara wajahnya saja. Namun kurang mengetahui namanya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved