Hasil Pendataan Kelurahan Ancol: 30 Orang Termasuk 5 Balita Tinggal di Kolong Jembatan Pasar Ikan

Jajaran petugas dari Kelurahan Ancol mendata warga yang menempati kolong jembatan Pasar Ikan, Jalan Tongkol, Pademangan, Jakarta Utara.

Tribunjakarta/Gerald Leonardo
Petugas Kelurahan Ancol mendata warga yang tinggal di kolong jembatan Pasar Ikan, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (10/6/2024). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, PADEMANGAN - Jajaran petugas dari Kelurahan Ancol mendata warga yang menempati kolong jembatan Pasar Ikan, Jalan Tongkol, Kelurahan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (10/6/2024).

Pendataan ini dilakukan sembari petugas merencanakan langkah selanjutnya untuk membuat para penghuni kolong jembatan itu bisa mendapatkan tempat tinggal yang lebih layak.

Lurah Ancol B. Saud Maruli Manik mengatakan, berdasarkan hasil pendataan, ada sekitar 30 orang yang menempati kolong tol itu, lima di antaranya balita.

"Setelah kami data mereka itu lebih kurang ada 30 jiwa dan 20 KK, dalam artian ada yang satu orang itu satu KK dan juga memang kami melihat ada lima anak balita," kata dia.

Selain melakukan pendataan, petugas juga memeriksa kesehatan para warga yang sudah bertahun-tahun tinggal di kolong jembatan tersebut.

Ke depannya, petugas juga akan mempertimbangkan untuk merelokasi puluhan orang tersebut ke hunian yang lebih layak.

"Ke depannya nanti kalo boleh kita relokasi lah, jadi kita bersihkan mereka biar tidak lagi tinggal di bawah kolong jembatan, kita kasih tempat yang layak," ucap Saud.

Kolong jembatan yang berada di kali Pasar Ikan, Pademangan, Jakarta Utara dijadikan tempat tinggal oleh puluhan kepala keluarga.

Warga yang tinggal di kolong jembatan itu mengaku setiap bulannya mengeluarkan uang sekitar Rp 130-150 ribu untuk pembayaran sewa gubuk.

Komsiah, salah seorang penghuni kolong jembatan mengatakan, dirinya setiap bulan membayar Rp 130 ribu kepada seseorang yang tak disebutkan namanya.

Uang tersebut untuk biaya menyewa gubuk kecil di kolong jembatan, belum termasuk listrik.

"Sewa Rp 130 ribu sama listrik. Listrik dari RT seberang," kata Komsiah di lokasi, Minggu (9/6/2024).

Tak jauh berbeda, warga lainnya Mardianah harus mengeluarkan Rp 150.000 per bulan supaya bisa tetap tinggal di kolong jembatan itu.

Menurutnya, uang tersebut dipungut oleh seseorang yang dianggap berwenang di sekitar lokasi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved