DPO Kasus Vina Cirebon Ditangkap
Dituding Polri imingi Uang ke Saksi, Kuasa Hukum Saka Tatal Tertawa Geli: Gaji Saya Aja Dicicil
Kuasa Hukum Saka Tatal tertawa geli merespons tudingan Polri yang menyebut kuasa hukum beserta kelurga korban mengiming-imingi uang ke Saksi.
TRIBUNJAKARTA.COM - Kuasa Hukum Saka Tatal, Titin Prialianti tertawa geli merespons tudingan Polri yang menyebut kuasa hukum beserta keluarga korban mengiming-imingi uang kepada sejumlah saksi.
Pasalnya, Polri belakangan mengatakan iming-iming uang itu bertujuan agar saksi mau mengarang cerita dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eky.
Tudingan itu ditepis mentah-mentah oleh Titin.
"Mana bisa saya iming-imingi duit, duitnya dari mana juga ngiming-imingi," ujar Titin seperti dikutip dari Kompas TV yang tayang pada Jumat (21/6/2024).
Bahkan, ia lebih banyak mengelus-elus dada ketika mendampingi kliennya, Saka Tatal dan Sudirman yang berasal dari kalangan orang kecil.
Kliennya itu pun terpaksa harus mencicil untuk membayar gaji Titin.
"Saya mendampingi Saka Tatal dari 2016 sampai melakukan kasasi, tahu enggak bayarannya berapa? Rp 4 juta dicicil. Saya juga mendampingi Sudirman sampai selesai sidang berapa? (gajinya) sama juga Rp 4 juta dicicil," ujarnya.
"Terus gimana ceritanya mau ngiming-imingi (uang) ke saksi? Enggak lah. Sangat membantah," katanya lagi.
Lagi pula, meski sudah dihadirkan di persidangan, saksi-saksi untuk meringankan Saka Tatal pun tak didengar hakim.
Hakim hanya berfokus pada isi BAP ketimbang mendengar keterangan saksi.

"Boro-boro ngiming-imingi saksi, saksi bicara yang sebenarnya sesuai dengan apa yang dirasakan, apa yang dilihat apa yang terjadi aja itu udah susah karena hakim waktu sidang Saka Tatal harus sesuai BAP, dipotong sesuai BAP," ujarnya.
Bahkan, sikap hakim di persidangan menjadi mimpi buruk bagi Titin.
Hakim selalu membantah dan tak percaya keterangan saksi di persidangan.
"Malah ketika saksi alibi mengatakan pada pukul 10 nyari bengkel dengan kerasnya saya ingat banget, sampai jadi mimpi buruk saya sampai sekarang, "Mana ada bengkel buka jam 10 malem" (kata hakim). Itu saya denger banget kalimat itu padahal apa yang dikatakan itu emang sebenarnya," pungkas Titin.
Cerita Saka bikin Uya Kuya nangis
Air mata Uya Kuya menetes mendengar cerita Saka Tatal yang mengaku disiksa tanpa ampun oleh pihak kepolisian.
Saka Tatal, mengaku mendapatkan penyiksaan agar mengaku terlibat dalam pembunuhan Vina Cirebon dan Eky.
Di depan Uya Kuya, Saka bercerita bahwa penyidik menyiksanya tanpa ada tergurat rasa bersalah di wajahnya.
Saka mulai menerima penyiksaan setelah dibawa bersama enam pelaku lainnya ke Polres Cirebon Kota.
"Terjadi penyiksaan itu setelah sampai di Polresta gak berapa lama ditangkap," ujar Saka Tatal kepada Uya Kuya di Youtube Channel-nya yang tayang pada Jumat (21/6/2024).
Ia mendapatkan giliran setelah Sudirman dan Jaya yang lebih dulu disiksa.
Namun, Saka lupa dengan wajah polisi yang menyiksanya.
Yang jelas, tubuhnya terasa remuk redam setelah menerima bertubi-tubi pukulan.
"Di badan diinjek-injek, dipukuli, kepala saya diadu sama gembok panjang sampai bocor. Yang melakukan itu polisi. Lebih dari dua orang," katanya.
Saka tak ingat apakah Iptu Rudiana, ayah dari almarhum Eky, turut bergabung dalam penyiksaan itu.
Selama seminggu lebih, Saka dan para pelaku lainnya menerima dengan pasrah berbagai macam penganiayaan oleh polisi.
Saban hari polisi selalu bertanya apakah Saka terlibat dalam pembunuhan itu. Akan tetapi, ia terus membantah.
"Setiap hari dan saya terus bilang enggak. Saya ngejelasin ada di rumah sama paman saya namanya Sadikun saat peristiwa terjadi. Tapi tetep aja," ujar pemuda yang kala itu berusia 15 tahun.
Uya Kuya Murka
Uya Kuya tak kuasa menahan emosinya mendengar begitu kejamnya Saka disiksa.
Rasa keadilan Uya Kuya terkoyak.
Jika apa yang diceritakan Saka itu sebuah kebenaran, Uya menyebut polisi tersebut telah melakukan hal yang biadab.
"Pernah enggak kalian ini berpikir bahwa nanti kalian punya anak, anak kalian yang di umur yang sama akan mendapatkan hal yang sama? Pernah terpikir seperti itu enggak? Ini kalau apa yang Saka ceritain ini bener kalian (oknum polisi) biadab, biadab," ujar Uya geram.
Meski Saka menangis kejar dan menahan rasa sakit, polisi tetap acuh.
Tak hanya penyiksaan yang dialami Saka.
Ia juga diperlakukan tak manusiawi oleh polisi.
"Makan aja udah kayak binatang dilemparin di badan. Disuruh minum air kencing, diputarin semua (para pelaku) harus minum. Kalau enggak minum dipukulin lagi. Sebelum disuruh minum, dipukulin dulu," ceritanya.
Jika Saka Tatal berontak, polisi malah makin kejam menyiksanya tanpa henti.
Bahkan Saka sempat ditenangi oleh Eka Sandy dan diminta untuk salat.
Uya lagi-lagi tak bisa membendung amarahnya yang meledak.
Mulutnya mengeluarkan kata umpatan kepada oknum polisi yang menyiksa Saka jika apa yang disampaikan Saka benar.
"Anda yang melakukan orang-orang dewasa dan ini penegak hukum *angs*t kalian," ujar Uya kesal.
Akhirnya, Saka terpaksa mengakui perbuatan yang tidak dilakukannya agar polisi berhenti menyiksanya.
"Setelah ngaku, polisi bilang 'kenapa enggak bilang dari awal, kalau bilang dari awal enggak akan begini, tapi kan Saka enggak melakukan apa yang dituduhkan," pungkas Saka.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Noel Kejar Amnesti Prabowo, Jalan Terjal Terpidana Vina Cirebon Sempat Pilih Membusuk di Tahanan |
![]() |
---|
Senyum Miris Sudirman Terpidana Kasus Vina Cirebon Usai PK Ditolak, Pakai Alat Sayat Tubuh Sendiri |
![]() |
---|
Otto Hasibuan Temui 7 Terpidana Kasus Vina Diperintah Orang Dekat Prabowo, Pengacara Ungkap Sosoknya |
![]() |
---|
Sudirman Terpidana Kasus Vina Frustasi Berat Badan Sisa 40 Kg, Pengacara Nangis: Mesti Nunggu Mati? |
![]() |
---|
SOSOK Rivaldi Terpidana Kasus Vina Cirebon, Pilih Membusuk di Penjara, Kini Minta Dibebaskan Prabowo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.