Penemuan 7 Jenazah di Kali Bekasi
Cerita Emak-emak Cari Kucing Malah Temukan Mayat Berjejer di Kali Bekasi, Terkuak Insiden Sabtu Pagi
Suciati terkejut saat mencari kucing malah menemukan jasad remaja telungkup di Kali Bekasi pada Minggu (22/9/2024). Terkuak insiden sabtu pagi.
“Itu antar geng ya antar kelompok lah, ada yang mengatasnamakan kelompok a atau kelompok b,” kata Kapolsek Rawalumbu.
Hingga setelah digrebek oleh Anggota TP3, para pemuda yang berjumlah lebih kurang 60 orang kocar-kacir melarikan diri.
Sebagian berhasil ditangkap berjumlah 22 orang, 30 motor dan sejumlah sajam diamankan petugas kepolisian.
Menurutnya, tidak semua pemuda yang berkumpul di bedeng tersebut saling mengenal.
“Bisanya mereka masing-masing ada yang bawa teman padahal belum pernah kenal, jadi dari 22 orang diamankan tidak semua saling kenal menyeluruh,” ungkapnya.
Kompol Sukadi menuturkan bahwa kejadian tawuran di daerah Rawalumbu belakang ini sudah banya berkurang.
“Kalau dulu bisa tiga malem sekali, tapi sekarang udah mulai jarang sebetulnya ini. Bisa seminggu sekali, kadang dua Minggu sekali. Biasanya baru persiapan mau tawuran, polisi datang, akhirnya bubar gitu,” tukasnya.
Saksi A (40) di lokasi kejadian lompatnya tujuh jasad menuturkan dirinya sempat melihat ada beberapa motor di dekat bedeng pada Sabtu (21/9/2024).
A merupakan pencari rumput yang sehari-hari berada di lokasi untuk mencari pakan domba.
Tidak hanya motor sejumlah motor yang ia lihat tetapi juga sandal milik pemuda.
Namun tidak lama kemudian kendaraan roda dua berikut sandal tersebut diamankan oleh petugas.
RS Polri Identifikasi
Tujuh jenazah yang ditemukan di Kali Bekasi, Kota Bekasi masih berada di Instalasi Forensik Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Kabid Yandokpol RS Polri Kramat Jati, Kombes Hery Wijatmoko mengatakan pihaknya masih berupaya mengidentifikasi jenazah dengan pencocokan data antemortem dengan postmortem.
"Belum (teridentifikasi)," kata Hery saat dikonfirmasi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (23/9/2024).
Dalam proses identifikasi ini, RS Polri Kramat Jati sudah membuka posko antemortem bagi pihak keluarga untuk menyerahkan data pembanding kepada Tim DVI RS Polri Kramat Jati.
Data pembanding identifikasi meliputi sidik jari korban semasa hidup yang ada pada dokumen seperti ijazah, kartu keluarga, sampel DNA dari keluarga inti, data rekam medis gigi korban.
Data pembanding sidik jari, DNA, dan rekam medis gigi korban semasa hidup tersebut lalu dicocokan dengan data postmortem dari jenazah korban yang diambil Tim DVI.
"Nanti akan kita cocokkan data antarmortem meliputi medis, gigi, sidik jari, DNA, kemudian properti. Dari situlah kita akan cocokkan dengan data posmortem," ujar Hery, Minggu (22/9/2024).
Sementara data properti medis meliputi pakaian atau aksesoris yang terakhir dikenakan korban saat kejadian, data pembanding ini kemudian dicocokan dengan data postmortem.
Bila hasilnya cocok maka jenazah korban yang berada pada Posko Postmortem di ruang Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati dapat dinyatakan teridentifikasi secara medis.
"Semakin banyak data yang ditemukan, semakin cepat kita bisa membandingkan. Ada dua kriteria namanya primer identifier dan secondary identifier. Primer sidik jari, gigi, DNA," tutur Hery. (TribunJakarta.com/Tribunnews.com)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.