Cerita Kriminal

Terkuak Sahabat Ibunda Terlibat Pembunuhan Aqila, Ada Peran Emak-emak Jadi Eksekutor Bocah 5 Tahun

Lima penculik dan pembunuh Aqilatunnisa Prisca Herlan (5) warga Cilegon tertangkap. Sahabat ibunda terlibat pembunuhan. Emak-emak jadi eksekutor.

TRIBUNJAKARTA.COM - Lima tersangka penculik dan pembunuh Aqilatunnisa Prisca Herlan (5) warga Kota Cilegon akhirnya tertangkap.

Pelaku terdiri dari tiga emak-emak berinisial Sa, Rh dan E.

Dua pelaku pria berinisial Yy dan UJ. 

Terungkap, satu pelaku merupakan sahabat ibunda korban dan sempat bertetangga.

Sedangkan eksekutor pembunuhan bocah lima tahun itu merupakan perempuan berinisial E.

Jasad Aqila ditemukan dalam kondisi wajah terlilit lakban di Pantai Cihara, Lebak, Banten, pada Kamis (19/9/2024) pagi.

Aqila dihabisi pelaku di sebuah gudang di rumah kontrakan.

Kasatreskrim Polres Cilegon, AKP Hardi Meidikson Samula mengungkapkan pihaknya telah mengamankan lima orang tersangka.

"Baik itu tersangka yang langsung mengeksekusi anak tersebut, atau yang membantu sampai dengan pembuangan ke lokasi di Lebak," kata AKP Hardi, dalam Kompas Petang, Minggu (22/9/2024).

Rh dan Sa ditangkap disekitar Kota Cilegon, sedangkan E, Yy, dan Uj ditangkap di Kota Pandeglang.

Rh dan Sa diduga sakit hati ditagih utang oleh ibu korban.

KLIK SELENGKAPNYA: Terkuak Kondisi Sudirman Kembali ke Lapas Cirebon, Kamis (5/9/2024). Sudirman Bertemu Terpidana Kasus Vina Lain di Lapas Cirebon. Apakah Bertengkar?
KLIK SELENGKAPNYA: Terkuak Kondisi Sudirman Kembali ke Lapas Cirebon, Kamis (5/9/2024). Sudirman Bertemu Terpidana Kasus Vina Lain di Lapas Cirebon. Apakah Bertengkar?

Dimana, ibu korban sehari-hari bekerja sebagai pedagang barang kredit.

Wadirreskrimum Polda Banten AKBP Dian Setiawan mengatakan kelimanya kini sudah ditangkap dan sedang menjalani pemeriksaan.

"Alhamdulillah kelima pelakunya sudah tertangkap semua. Nanti kita sampaikan saat press release," kata AKBP Dian Setiawan dalansir dari Kompas.com, Minggu (22/9/2024).

Terpisah, Kapolres Cilegon AKBP Kemas Indra Natanegara mengungkap bila pembunuhan bocah perempuan tersebut diduga bermotif utang piutang.

"Sementara itu (utang piutang), tapi kesimpulan akhirnya nanti, akan kita lengkapi dulu pemeriksaan saksi-saksinya," kata Kemas, Sabtu (21/9/2024). 

Korban Dimakamkan di Sumatera Barat

Sedangkan, Aqilatunnisa Prisca Herlan (5) telah dimakamkan di  di Jati Mudik, Pariaman Tengah, Kota Pariaman, Sumatera Barat, Sabtu (21/9/2024). 

Proses pemakaman berlangsung pada pukul 15.08 WIB. Kapolsek Kota Pariaman, AKP Haryani Bahri mengatakan pemakaman dilaksanakan setelah jenazah Aqilatunnisa diterbangkan dari Banten, setelah menjalani autopsi di RS Bhayangkara Banten.  

"Jenazah sampai siang tadi, sekarang sedang berlangsung proses pemakaman," ujar AKP Haryani Bahri.  

Ia menyebutkan pemakaman korban, yang tinggal di Komplek BBS RT/RW 01/04, Kelurahan Ciwedus, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon, Banten, ini dihadiri oleh pihak keluarga dan masyarakat setempat. 

Pemakaman dilakukan di Kota Pariaman karena kampung halaman ayahnya, sementara ibunya berasal dari luar Sumatera Barat.  

"Sementara itu, informasi yang saya terima dari anggota di lapangan menyebutkan bahwa pihak keluarga tidak mau dimintai keterangan karena dalam kondisi berduka," jelasnya. 

Diketahui, Aqilatunnisa Prisca Herlan diculik dari kontrakan di Komplek BBS RT/RW 01/04 Kelurahan Ciwedus, Kecamatan Cilegon, pada Selasa 17 September 2024. 

Pada Kamis besoknya, bocah perempuan itu ditemukan meninggal dunia di muara sungai Cihara, Kabupaten Lebak dengan kepala terlilit lakban. 

Dari hasil autopsinya, disebutkan ada sejumlah luka yang ditemukan di tubuh korban.

Sebelum korban diculik dan ditemukan meninggal dunia, diketahui ibu korban satu bulan sebelumnya sempat mendapatkan teror dari orang tidak dikenal.

Polisi mengetahui hal tersebut setelah pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap keluarga korban.

"Iya hasil keterangan dari ibu korban, memang (keluarga korban,-red) mendapat ancaman sudah satu bulan yang lalu," ujar AKBP Kemas, Jumat (20/9/2024).

Kemas Indra menyebut, ibu korban diketahui berprofesi sebagai penjual barang dengan cara kredit.

Ibu korban, kata dia, sering mengkreditkan barang kepada orang.

Setelah ibu korban menagih utang piutang terhadap satu pelanggannya, keluarga korban mendapatkan teror dan ancaman.

"Ibu korban sering mendapatkan teror berupa ancaman di WA (whatsapp,-red), akan saya bunuh katanya, baik dari suami dan lain sebagainya," katanya.

Adapun soal kabar yang beredar mengenai persoalan teror dan ancaman itu telah dilaporkan pihak keluarga sebelum Aqila menjadi korban penculikan.

Kemas Indra membenarkan bahwa pihak keluarga sudah melaporkan itu jauh sebelum tragedi penculikan dan dugaan pembunuhan terhadap korban.

"Iya, jadi ancaman itu dari pihak korban sudah sempat melaporkan ke kita, sudah kita komunikasikan dengan ibu korban apabila ibu mendapatkan ancaman bisa lapor ke kita," katanya.

"Kemudian bisa difoto kan yang mencurigakan di sekitar kontrakannya," tambahnya.

Sebagaimana diketahui, bocah asal Komplek BBS RT/RW 01/04 Kelurahan Ciwedus, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon diduga menjadi korban penculikan oleh orang tidak dikenal (OTK).

Aqila dikabarkan hilang pada Selasa (17/9/2024) di rumah kontrakannya saat ditinggal keluar sebentar oleh ibunya.

Selain jadi korban penculikan, perempuan berusia 5 tahun itu terindikasi telah menjadi korban pembunuhan oleh pelaku.

Pasalnya, bocah malang itu ditemukan sudah tidak bernyawa dalam kondisi mengenaskan pada Kamis (19/9/2024) pagi, di pesisir pantai Cihara, Kabupaten Lebak.

Hasil Autopsi Korban

Kapolres Cilegon, AKBP Kemas Indra Natanegara mengatakan hasil autopsi mengungkap ada sejumlah luka di tubuh korban.

"Ada luka di bagian kanan kiri, tangan, kaki juga ada, di perut juga ada lebam," ujarnya.

Selain itu, Kemas Indra juga menyebutkan dari hasil pemeriksaan tim forensik, ada sejumlah luka di bagian telinga, mulut, dan hidung korban.

Luka itu diduga akibat korban ditutup bahan perekat yang dilakukan pelaku.

"Untuk telinga, hidung dan mulut ditutup agar tidak berbau," katanya.

Selain itu, hal yang mengejutkan adalah korban diidentifikasi telah meninggal dua hari sebelum jasad ditemukan warga.

"Informasi-nya korban sudah ditemukan hari kamis diperkirakan sudah meninggal dua hari yang lalu," ucapnya.

Sementara untuk dugaan kasus asusila, Kemas Indra memastikan tidak ada dugaan kekerasan seksual atau asusila yang dialami korban.

"Kalau untuk pemerkosaan dan lain sebagainya di cek di organ intim korban tidak ada, tapi kalau untuk luka lebam ada di tangan, kaki, dan perut korban," ungkapnya. (Tribunnews.com/TribunBanten/KompasTV)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved