Cerita Kriminal

Beda Perlakuan Polisi ke Preman yang Bubarkan Diskusi FTA, Refly Harun: Giliran Mahasiswa Ditangkapi

Refly Harun melihat polisi terkesan melunak terhadap sikap para pelaku yang bertindak anarkistis memaksa membubarkan diskusi FTA.

TRIBUNJAKARTA.COM - Pakar hukum tata negara, Refly Harun, menyoroti beda perlakuan polisi terhadap aksi brutal sekelompok orang yang membubarkan paksa acara diskusi Forum Tanah Air (FTA) di Grand Kemang, Jakarta Selatan, pada Sabtu (28/9/2024). 

Refly, yang turut hadir di acara tersebut, melihat polisi terkesan melunak terhadap sikap para pelaku yang bertindak anarkistis memaksa membubarkan acara diskusi. 

Perlakuan polisi itu bertolak belakang dengan sikapnya terhadap mahasiswa yang berunjuk rasa. 

"Giliran demo mahasiswa, mahasiswa ditangkap-tangkapi. Yang jelas-jelas mereka jauh lebih genuine (tulus), kalaupun ada pengrusakan ya paling bakar ban tapi itu ditangkap-tangkapi. Ini (pelaku anarkistis) tidak ditangkap, jelas-jelas melakukan intimidasi, melakukan pengrusakan. Bayangkan," ujar Refly Harun seperti dikutip dari @ReflyHarunOfficial yang tayang pada Minggu (29/9/2024). 

Semestinya, polisi bisa langsung menangkap para pelaku anarkistis, yang sebelumnya melakukan demo di luar gedung, sejak awal. 

Menurut Refly, preman-preman yang merangsek masuk lalu mengobrak abrik acara diskusi FTA disuruh oleh pihak yang tidak suka dengan acara diskusi itu. 

Pasalnya, salah satu preman tertangkap kamera amatir mengatakan bahwa mereka melakukan tindakan tersebut atas perintah langsung pihak lain. 

"Padahal apa sih yang kita bicarakan? Itu kan diskusi biasa saja tentang evaluasi pemerintahan Jokowi, paling kemudian bagaimana harapan, bagaimana prediksi ke depan kan wajar saja dan saya kira hari-hari belakangan ini diskusi itu akan berlangsung ya."

"Tapi kalau premannya bilang karena perintah langsung. The problem is siapa yang memerintahkan langsung?" katanya. 

Setelah pembubaran paksa itu, acara diskusi FTA tak lagi dilanjutkan karena situasi sudah tidak kondusif. 

lihat fotoKLIK SELENGKAPNYA: Mantan Dubes Indonesia Untuk Polandia, Peter Gontha Kena Semprot Saat Mempertanyakan Nasib Pemain Naturalisasi. Rocky Gerung Singgung Ketidakberesan.
KLIK SELENGKAPNYA: Mantan Dubes Indonesia Untuk Polandia, Peter Gontha Kena Semprot Saat Mempertanyakan Nasib Pemain Naturalisasi. Rocky Gerung Singgung Ketidakberesan.

Refly Harun dan sejumlah tokoh yang hadir kemudian menggelar konferensi pers terkait insiden pembubaran paksa itu.

Adanya pembiaran

Pengamat politik, Rocky Gerung, melihat pembubaran paksa acara diskusi Forum Tanah Air (FTA) di Grand Kemang, Jakarta Selatan, terjadi karena adanya pembiaran dari pihak kepolisian. 

Pihak kepolisian, kata Rocky, meski turut berada di lokasi acara, tidak menjalankan tugasnya untuk mencegah agar insiden itu terjadi. 

"Ada semacam istilah hukumnya itu, pembiaran, act of omission. Jadi, petugas keamanan membiarkan peristiwa itu terjadi. Itu artinya petugas keamanan tidak punya, tidak menjalankan tugasnya untuk mencegah itu," kata Rocky Gerung seperti dikutip dari RockyGerungOfficial_2024 di Youtube yang tayang pada Sabtu (28/9/2024). 

Hal itu bisa terlihat ketika petugas tertangkap kamera amatir bersikap melunak dengan para perusuh di lokasi acara. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved