Cerita Kriminal
4 Fakta Guru Mesum di SMKN Penjaringan Jakarta Utara: Modus Panggil Satu Per Satu Siswi ke Kelas
Berikut sederet fakta terkait kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum guru di SMKN Jakarta Utara.
TRIBUNJAKARTA.COM - Kasus dugaan pelecehan seksual di lingkungan pendidikan kembali terjadi.
Pelaku pelecehan tak lain ialah seorang guru, yang seharusnya mengayomi serta melindungi anak didiknya.
Guru seni budaya di SMKN Jakarta Utara diduga melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap sejumlah siswi.
Akhirnya korban dari kelakuan mesum guru tersebut berani buka suara.
Pihak sekolah pun akhirnya turun tangan menangani kasus tersebut setelah mendapatkan laporan dari korban.
Berikut sederet fakta terkait kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum guru di SMKN Jakarta Utara.
1. Korban 11 siswi
Sempat diberitakan bahwa siswi-siswi yang menjadi korban pelecehan guru bernama H itu berjumlah 15 orang.
Namun, pihak sekolah kemudian meluruskan bahwa korban berjumlah 11 orang.
"Saya telah klarifikasi ke siswanya, dan ada sekitar 11 siswa yang melaporkan ke saya," kata Kepala SMKN Jakarta, Ng di sekolah tersebut, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (8/10/2024).
Namun, mereka mengadukan dalam porsi sebagai saksi.
Ng mengeklaim belum ada laporan lagi dari pelajar lainnya terkait tindakan cabul Hanafi.
"Sejauh ini, setahu saya tidak ada ya (korban lain). Jadi hanya itu data yang kita kembangkan, sampai ternyata ada data yang masuk bukan korban, tapi hanya menyaksikan saja," katanya.
Namun hasil pendataan dari salah seorang alumni sekolah tersebut berkata lain.
Jumlah korban pelecehan oleh Hanafi, guru seni budaya SMK di Jakarta Utara, diduga lebih dari 15 orang.
Hal ini berdasarkan hasil penelusuran dari pendamping korban, yang juga alumni SMK tersebut, sejak kasusnya dilaporkan pada 3 Oktober 2024 lalu.
Salah seorang alumni yang juga pendamping korban, CR (19) mengatakan, sejauh ini pihaknya telah mendata bahwa ada 15 siswi yang menjadi korban kebejatan H.
Ini sekaligus untuk menyangkal keterangan kepala sekolah yang menyebutkan bahwa korban hanya 11 orang.
"Untuk kasusnya ini, kasus pelecehan yang dilakukan oleh oknum guru terhadap beberapa murid dari sekolah tersebut."
" Sejauh ini yang telah didata ada 15 orang," kata CR, Selasa (8/10/2024).
CR menuturkan, saat ini para alumni masih terus menelusuri kasus pelecehan seksual yang dilakukan guru seni budaya itu.
Salah satu upaya penelusuran termasuk mencari dan meyakinkan jika ada korban-korban lain yang ingin bersuara.
"Untuk lebih dari 15 orang itu kita belum bisa prediksi karena ada banyaknya orang yang masih belum mau speak up untuk kejadian ini," katanya.
2. Modus panggil satu per satu ke kelas
H dikabarkan melakukan pelecehan dengan modus memanggil para korban satu per satu untuk menghafalkan salah satu lagu.
Pelecehan itu dilakukan pelaku di dalam ruangannya, saat pelajaran seni budaya berlangsung.
Dari situ, H mulai menggerayangi dan melecehkan para siswinya.
Adapun para korban diduga merupakan peserta didik kelas X sekolah tersebut.
3. Korban berani buka suara
Keberanian korban untuk melapor menjadi kunci terungkapnya kasus pelecehan seksual yang dilakukan Hanafi, guru SMKN Jakarta, terhadap belasan peserta didiknya.
Meski dilanda trauma, beberapa perempuan muda yang menjadi korban kebejatan H memberanikan diri untuk bersuara.
Laporan pelecehan seksual ini diterima pihak sekolah pada 3 Oktober 2024 lalu.
Saat itu, beberapa korban mengumpulkan keberanian mereka untuk mengadukan kebejatan Hanafi ke salah satu guru, yang kemudian diteruskan ke kepala sekolah.
Laporan tersebut lalu ditindaklanjuti kepala sekolah yang segera memintai keterangan dari para korban dan Hanafi.
Kepala SMKN Jakarta, Ng mengatakan, dari keterangan para korban, Hanafi disebutkan telah memanfaatkan otoritasnya sebagai guru untuk mencabuli murid-muridnya.
Ia menjadikan ruang kelas seni budaya sebagai tempatnya melampiaskan nafsu kepada para korban, yang sebagian masih termasuk anak di bawah umur.
"Dilakukannya di lantai 2, di ruang kelas seni budaya," ungkap Ng.
4. Dibebastugaskan
Menurut Ng, kasus pelecehan seksual yang dilakukan Hanafi sudah ditindaklanjuti pihak sekolah.
Saat ini, guru seni budaya itu sudah dibebastugaskan dan tak lagi mengajar di SMKN Jakarta per tanggal 8 Oktober 2024.
Kemudian, kepada belasan murid yang menjadi korban, pihak sekolah berjanji akan melakukan pendampingan dan pemulihan trauma secara berkelanjutan.
Terkait kelanjutan nasib H, saat ini masih diproses oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
"Manakala diperlukan pembimbingan, pendampingan, kami akan selalu dampingi mereka agar trauma tersebut hilang. Saat diperlukan ahli-ahli tertentu, kami akan mendatangkan. Tapi sejauh ini belum ada permintaan untuk saya harus mendatangkan ahli-ahli ini," jelasnya.
| Patungan Beli Sabu, Pria Bunuh Temannya di Jatinegara Gara-gara Kesal Cuma dapat Sedikit |
|
|---|
| Dendam Masalah Sabu, Pria di Jatinegara Jaktim Tega Bunuh Teman Sendiri |
|
|---|
| Terduga Pembunuh Kakek di Ciracas Jaktim Masih Jalani Tes Kejiwaan di RS Polri |
|
|---|
| 5 Fakta Bos Konter Ponsel Jakarta Timur Gondol 48 Ponsel di Mal Cikarang, Pernah Beraksi Serupa |
|
|---|
| Curi Motor Pacar yang Diajak Check In, Pemuda di Cilandak Minta Tebusan Rp 1,5 Juta |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/iluestrasi-pelecehan-seksual-seks.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.