Siswa SMA Korban Bullying Senior

Cegah Aksi Bullying Terulang, SMAN 70 Jakarta Akan Tambah Guru Piket di Setiap Lantai

SMAN 70 Jakarta bakal melakukan upaya pencegahan agar aksi bullying di sekolah tersebut tak kembali terulang.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - SMAN 70 Jakarta bakal melakukan upaya pencegahan agar aksi bullying di sekolah tersebut tak kembali terulang.

Kepala SMAN 70 Jakarta, Sunaryo, mengatakan, pihaknya akan menambah guru piket saat jam istirahat.

"Memang kita perlu menambah kalau secara ini ya, menambah guru untuk piket ya di setiap lantai," kata Sunaryo, Kamis (19/12/2024).

Pasalnya, jelas Sunaryo, dugaan bullying yang dialami siswa kelas X berinisial ABF terjadi saat jam istirahat.

Ia menambahkan, pihak sekolah juga akan memperbanyak kegiatan yang melibatkan para siswanya.

"Karena ini kan mungkin pada jam 12 mereka sedang salat ya. Jadi jam 12 siang. Terus membuat kegiatan-kegiatan positif. Saya rasa di sekolah kami kegiatan positifnya banyak banget," ujar dia.

Sunaryo sebelumnya membeberkan pengakuan para pelaku yang menganiaya korban di toilet sekolah saat diperiksa sebagai saksi pada Rabu (18/12/2024).

"Ya, pemeriksaannya tentang klarifikasi apa yang sudah dilakukan oleh anak-anak kelas XII terhadap anak kelas X. Tentang membuka pengakuan-pengakuannya gitu ya, ternyata memang ya kondisinya seperti itu," kata Sunaryo.

Sunaryo mengungkapkan, para pelaku berinisial F alias C, A, B, M, dan R mengaku ingin membuat geng di sekolah.

"Kalau dari perjanjian yang pernah dibuat oleh si pelaku, dia pernah ingin membuat geng gitu kan. Tapi kan sudah sempat kita panggil dan kita bikin surat perjanjian," ungkap dia.

Di dalam geng tersebut, para pelaku yang merupakan siswa senior diduga meminta setoran uang Rp 50 ribu kepada juniornya termasuk korban.

Jika menolak, mereka akan mengambil paksa handphone (HP) dan sepatu korban.

"Mereka sebenarnya berteman, cuma kan yang satu kelas X, yang satu kelas XII. Nah, terus salah satunya tadi ya dimintain uang itu," ujar Sunaryo.

"Jadi itu, kalau dia mau handphone-nya kembali, harus kasih uang Rp 50 ribu, dia (korban) nggak sanggup," imbuh dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved