Cerita Kriminal
'Kamu Bakal Sadar' Pilu Uswatun Korban Mutilasi Dalam Koper: Ada 2 Kerjaan, Pindah Tergantung Klien
Curhat pilu Uswatun Khasanah, korban mutilasi yang jasadnya ditemukan dalam koper di Ngawi. Ia punya dua kerjaan dan kerap pindah tergantung klien.
TRIBUNJAKARTA.COM - Terkuak dua pekerjaan Uswatun Khasanah, korban mutilasi yang jasadnya ditemukan dalam dalam koper berwarna merah oleh warga, di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada Kamis (23/1/2025).
Pekerjaan pertama yakni Uswatun dikabarkan sehari-hari bekerja sebagai sales kosmetik di Tulungagung, Jawa Timur.
Namun sumber lain mengungkapkan janda dua anak yang dipanggil Ana itu bekerja sebagai pemandu lagu.
Ana yang telah menikah tiga kali itu sering berpindah lokasi di sejumlah tempat hiburan, sesuai permintaan klien.
“Dia tidak menetap di satu tempat. Pindah-pindah di sejumlah tempat,” ujar seorang sumber, sambil menyebut sejumlah tempat karaoke.
Terkuak pula, Uswatun sempat curhat melalui media sosial sebelum ditemukan tewas mengenaskan di dalam kopernya.
Dalam curhatan Uswatun Khasanah tersebut, ia berdoa untuk kedua anaknya yang dititipkan dan tinggal bersama orangtuanya.
"Nanti kamu bakal merasakan berharganya seseorang, ketika kamu mencarinya tapi gak lagi menemukannya.
Nanti kamu akan sadar udah kehilangan saat apa yang kamu genggam kemarin benar-benar pergi.
Yang tulus gak akan kedua kali, walaupun kamu menemukan yang baru pasti gak akan sama yang dulu lagi," tulis Uswatun di media sosialnya pada awal tahun 2024 silam, jauh sebelum ditemukan tewas dalam koper.
Ia juga sempat menulis pesan untuk kedua anaknya. "Ya Allah kutitipkan segala urusan anakku kepada-Mu. Kesehatan, rezeki, masa depan, hati, akhlak, kebahagiaan dan agamanya. Ya Allah berikan takdir terbaik untuk anakku, wujudkan harapan dan mimpinya di waktu yang tepat.
Lindungilah setiap langkahnya, jagalah dari ujung rambut sampai ujung kakinya dan wakafkan dia dalam ilmu akhirat agar kelak bisa menjemputku di pintu surga-Mu. Hasbunallah wanik'mal wakil," tulisnya.
Kapolsek Garum AKP Punjing S Himawan mengatakan Uswatun Khasanah memiliki dua orang anak.
"Tapi tidak tinggal bersama korban di Tulungagung. Mereka tinggal bersama ibu dan bapak korban," katanya.
Dua anak Uswatun tinggal di Desa Slorok, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Sedangkan Uswatun telah bercerai.
"Anak-anak ini tidak ikut korban karena korban bekerja di Tulungagung setelah bercerai. Apalagi, korban ini menikah lagi di Tulungagung dan bahkan informasinya sudah bercerai lagi," katanya.
Sementara, Kapolres Ngawi, AKBP Dwi Sumrahadi Rakhmanto, menyatakan bahwa saat ditemukan, kepala dan dua kaki korban sudah tidak ada.
Kini, polisi tengah berusaha mengidentifikasi siapa pelaku di balik pembunuhan mutilasi ini dan melacak keberadaan anggota tubuh yang hilang.
Pengakuan Ayah Korban
Ayah kandung korban, Nur Khalim sangat terkejut saat menerima kabar penemuan jasad anaknya di selokan.
"Saya dikabari Kades Slorok, informasinya jasad yang ditemukan di Ngawi itu anak saya," ungkapnya.
Meskipun sudah tidak serumah, Nur Khalim tetap berkomunikasi karena orang tua korban telah bercerai dan ibunya menikah lagi.
"Terakhir ketemu dengan korban sekitar seminggu lalu. Setiap korban ke Blitar, selalu mampir ke rumah saya," katanya.
Korban diketahui sehari-hari bekerja sebagai sales kosmetik di Tulungagung, Jawa Timur.
Kini, Nur Khalim berharap pelaku kejahatan terhadap anaknya segera tertangkap.
Ia juga berharap pelaku dihukum seadil-adilnya sesuai dengan perbuatan kejamnya.
"Saya minta bantuan agar pelaku kejahatan (terhadap anak saya) itu bisa ditangkap. Biar diadili dan dihukum sesuai perbuatannya," kata Nur Khalim.
Nur Khalim mengatakan selama ini korban yang merupakan anak sulung dari dua bersaudara merupakan anak baik yang perhatian dengan keluarga.
Meski tidak tinggal serumah, korban sering menjenguk Nur Khalim untuk memberikan uang buat makan.
"Setahu saya, anak saya tidak punya musuh. Dia anak baik. Kalau pulang kerja ya ngasih makanan ke anaknya, ke saya, dan ke neneknya. Dia tinggal bersama neneknya, ibu saya," ujarnya.
Nur Khalim merasa sedih dan kehilangan dengan musibah yang menimpa anaknya. Tapi, Nur Khalim terlihat berusaha tegar.
Sejak sore, Nur Khalim menunggu jenazah anaknya datang di rumah ibu kandung korban yang juga mantan istri Nur Khalim di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.
Nur Khalim juga terlihat mengadzani jenazah anaknya saat hendak diberangkatkan dari rumah duka ke tempat pemakaman. Nur Khalim sudah cerai dengan istrinya dan dikarunia dua anak, yaitu korban dan adiknya.
"Anak saya ini dua bersaudara. Adiknya di Jakarta. Tadi sudah dikabari, tapi belum tahu bisa pulang apa tidak," katanya.
Sedangkan, Uswatun Khasanah memiliki dua anak berusia 10 tahun dan 7 tahun. Nur Khalim tidak mengingat detil pertama kali korban menikah.
Pernikahan pertama korban dengan pria asal Srengat, Kabupaten Blitar, dilakukan secara resmi.
Korban bercerai dengan suami pertama dan dikaruniai satu anak laki-laki. Lalu, korban menikah lagi dengan pria asal Lumajang, tapi secara siri.
Korban dikarunia satu anak perempuan dari hasil pernikahan kedua. Korban kembali pisah dengan suami kedua. Setelah lama menjanda, korban menikah lagi yang ketiga kalinya dengan pria asal Tulungagung. Pernikahan ketiga korban dengan pria asal Tulungagung juga dilakukan secara siri. Korban belum dikarunia anak di pernikahan ketiga ini.
Menurut Nur Khalim, pernikahan ketiga korban dengan pria Tulungagung ini belum lama, baru jalan sekitar tiga tahun.
Awal nikah, korban dan suami ketiga kalinya ini juga hidup rukun di Blitar. Tapi, setahun terakhir ini, Nur Khalim tidak pernah ketemu dengan suami dari pernikahan ketiga kali korban.
"Setahunan ini, saya tidak pernah ketemu suami anak saya. Lebaran tahun lalu juga tidak datang ke rumah," kata Nur Khalim.
Nur Khalim juga tidak pernah bertanya kepada korban soal suaminya. Korban sendiri juga tidak pernah cerita kepadanya. Ia mengira suami korban kerja di luar kota dan jarang pulang.
Sementara, ayah tiri korban mengatakan, keluarga mendatangi RSUD Dr Soeroto Ngawi pada Jumat (24/1/2025) pukul 13.00 WIB, untuk memastika bahwa mayat di koper merah itu adalah Uswatun Khasanah anak tirinya.
“Kami memastikan apakah benar jenazah itu anak saya atau bukan. Kalau kami lihat ciri-cirinya, 90 persen cocok,” ungkap Hendi Suprapto (42).
Menurut Hendi, korban merupakan warga Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, dan bekerja di Tulungagung. Uswatun adalah anak pertama dari tiga bersaudara.
“Ciri-ciri yang diketahui dari gelang, sandal, sama tindik perut,” katanya. dilansir dari Tribunnews.com.
Sementara sang ibu, Ana Yuliana, menceritakan, putirnya itu terakhir kali pamit pergi ke luar kota pakai motor.
“Terakhir ketemu langsung di Blitar Jumat (17/1) lalu. Basa-basi biasa, tidak ada firasat. Jumat keluar sendiri naik sepeda motor,” ujar Ana Yuliani, ibu korban.
Jasad korban ditemukan dalam koper di Desa Dadapan pada Kamis (23/1/2025) pagi. Kepala Desa Dadapan, Andik Bangga Satria Rama, mengatakan bahwa warga menemukan koper tersebut di sebuah selokan.
“Warga curiga melihat paket besar berwarna hitam. Setelah dibuka, ternyata berisi koper merah dengan benda-benda seperti selimut, sepatu wanita, dan bagian tubuh manusia,” jelas Andik.
Kapolres Ngawi AKBP Dwi Sumrahadi menjelaskan bahwa jasad tersebut ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
“Jasad yang ditemukan ini ada badan, namun kaki sebelah kiri dari pangkal paha sudah tidak ada, kaki sebelah kanan dari lutut, serta kepala juga tidak ada,” katanya.
Polisi menduga bahwa korban adalah hasil tindak kejahatan mutilasi. Sementara itu, dokter Puskesmas Kendal, Dr. Ririn Pancawinanti, yang ikut memeriksa jasad, memastikan bahwa korban adalah seorang perempuan dewasa.
“Kemungkinan besar perempuan. Kelihatan bagian bahu yang mengarah perempuan. Usia dewasa sepertinya,” ujar Ririn.
Saat ini polisi masih mendalami kasus itu untuk mengungkap motif di balik kematian korban.
Sosok Uswatun
Selama ini Uswatun tinggal di sebuah rumah kos di Jalan Panglima Sudirman kawasan Kelurahan Kenayan.
Menurut Aan, penjaga kos, Uswatun terakhir ada di kamar kosnya pada Minggu (19/1/2025). Dia pergi menggunakan mobil Suzuki Ertiga warna putih miliknya.
"Itu juga mobil masih kredit. Setelah itu belum pulang lagi," ujar Aan.
Uswatun tinggal di salah satu kamar di lantai bawah, dari 2 lantai yang ada di area rumah kos ini. Tarif sewa kamar dengan AC yang ditempatinya adalah Rp 1.200.000 per bulan.
Masih menurut Aan, selama ini tidak ada teman yang datang ke tempat kos Uswatun. "Tidak ada teman yang datang. Dia sendirian tinggal di kamarnya," tambahnya.
Polisi sudah memeriksa kamar Uswatun setelah jenazahnya ditemukan di Ngawi. Meski tidak ada garis polisi, namun kunci kamar ini dibawa oleh aparat kepolisian.
Ungkapan Cinta
Uswatun terakhir mengunggah foto dirinya berbaju merah di akun TikToknya pada 7 hari lalu.
Dia pernah mengunggah gambar berupa tulisan Nisa dan Nopa yang dipisahkan gambar hati. Dari unggahan itu Ana terkesan sangat mencintai sosok yang bernama Nopa.
Sekurangnya 3 kali dia mengunggah materi ungkapan sayang Ana dan Nopa. Dia juga pernah mengunggah 2 foto anaknya.
Penjelasan Polisi
Kasat Reskrim Polres Ngawi AKP Joshua Peter Krisnawan mengatakan mengungkapkan pihaknya bersama Ditreskrimum Polda Jatim, dan Satreskrim jajaran Polda Jatim sedang bekerja keras mengungkap pelaku pembunuhan itu.
Menurutnya, semua personil dikerahkan bukan hanya memburu pelaku, tapi juga mencari potongan tubuh korban yang hilang misterius.
Sebagaimana diketahui, hasil otopsi menunjukkan beberapa bagian tubuh korban tidak ada seperti bagian kepala, kaki sebelah kiri terpotong sampai pangkal paha, dan kaki kanan terpotong sampai lutut.
“Meski demikian kami tetap menunggu hasil tes DNA yang saat ini dijalankan oleh Bid Labfor Cabang Surabaya di Polda Jatim, dalam rangka penyempurnaan pembuktian,” katanya.
Pemakaman Uswatun
Jenazah Uswatun Khasanah alias UK (30) tiba di rumah orang tuanya di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jumat (24/1/2025) sekitar pukul 19.00 WIB.
Jenazah korban sempat disemayamkan untuk disalatkan di rumah duka. Setelah itu, jenazah langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum Desa Sidodadi.
"Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 19.10 WIB. Dibawa mobil ambulans dari Ngawi. Kemudian disalati dan sebagainya. Sekitar pukul 20.00 WIB langsung dibawa ke pemakaman di TPU Desa Sidodadi," kata Camat Garum, Arinal Huda di rumah duka, Jumat (24/1/2025).
Sejumlah warga juga terlihat hadir melayat di rumah duka. Beberapa warga ikut mengangkat peti jenazah korban di rumah duka. Dari rumah duka, peti jenazah korban dinaikkan mobil pikap untuk dibawa ke tempat pemakaman umum Desa Sidodadi.
"Jenazah tiba di rumah duka dalam kondisi sudah disucikan dan dimasukan dalam peti," ujar Arinal. (TribunJatim/TribunMataraman)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.