Polemik Gas Tiga Kilogram

Warga Jakarta Menjerit Gas 3 Kg Langka di Pasaran, Menteri Bahlil Ungkap Fakta Beda: Enggak Langka

Warga Jakarta kini sedang dibuat heboh dengan kabar kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (kg), kondisi ini turut ditanggapi serius oleh pemerintah.

|
Editor: Wahyu Septiana

Dalam laporan Kompas.com, Senin pukul 09.41 WIB, antrean warga yang ingin membeli gas subsidi itu mengular hingga lima meter di sepanjang bahu jalan.

Mayoritas warga membawa satu tabung kosong, sementara beberapa lainnya membawa lebih dari dua tabung.

Seorang warga bernama Tiyan (33) kecewa karena tidak kebagian gas.

Pria yang berprofesi sebagai pedagang mie ayam di Tanjung Duren itu mengeluhkan langkanya gas elpiji 3 kg.

"Susah sekarang, kalau pakai yang besar, harganya dua kali lipat," ujarnya di lokasi, Senin (3/2/2025).

Tiyan mengaku kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg belakangan ini.

Ia harus berjalan jauh dari rumahnya untuk mendapatkan gas subsidi.

Setiap hari, Tiyan membutuhkan dua tabung elpiji 3 kg untuk berjualan.

Namun, ia hanya mendapatkan satu tabung, yang dibelinya di daerah Kemanggisan, sekitar dua kilometer dari rumahnya.

Dengan semakin sulitnya memperoleh gas subsidi, warga berharap ada solusi agar kebutuhan mereka tetap terpenuhi.

Pemerintah Beri Penjelasan

Seperti diketahui, Pemerintah melarang pengecer, termasuk warung, untuk menjual gas elpiji 3 Kilogram atau gas melon mulai 1 Februari 2025.

Kebijakan ini, bertujuan untuk memastikan subsidi pemerintah tepat sasaran. 

 Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi mengatakan, elpiji 3 Kg merupakan barang bersubsidi dari pemerintah. 

Oleh sebab itu, distribusinya perlu diatur agar tepat sasaran.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved