Viral di Media Sosial
Eks Kabareskrim Minta Polri Sikapi Lagu Sukatani dengan Lapang Dada: Udah Bobrok, Serba Bayar!
Komjen purn Susno Duadji mengatakan Polri harus menyikapi lagu Bayar Bayar Bayar yang dibawakan Band Sukatani dengan berlapang dada.
TRIBUNJAKARTA.COM - Eks Kabaresrim Polri, Komjen purn Susno Duadji mengatakan Polri harus menyikapi lagu Bayar Bayar Bayar yang dibawakan Band Sukatani dengan berlapang dada.
Lagu tersebut, kata Susno, sebagai tanda bahwa rakyat masih mencintai Polri untuk berbenah.
"Itu bentuk kecintaan rakyat kepada Polri, yang mereka (rakyat) adalah pemiliknya. Dia (band Sukatani) mengkritik anda (Polri) ini "Seperti ini loh, udah bobrok loh, serba bayar." Padahal kami berharap anda memberikan pelayanan terbaik, tidak bayar," ujar Susno seperti dikutip dari Youtube Channel-nya yang tayang pada Jumat (28/2/2025).
Susno melanjutkan lagu Bayar Bayar Bayar itu merupakan kritikan yang teramat keras bagi Polri.
Lirik di dalam lagu tersebut pun memang sesuai dengan kenyataan yang kini dialami masyarakat.
Praktik 'pungli' yang dilakukan polisi terhadap masyarakat masih kerap terjadi. Padahal, polisi telah menerima uang dari pajak.
Polri semestinya tersadar untuk melakukan perubahan.
"Sangat tidak enak untuk polisi tapi benar adanya, tapi sangat baik," ujarnya.
Sesuai fakta
Hal senada juga diungkapkan oleh Irjen purn Polri, Aryanto Sutadi yang merupakan staf ahli Kapolri.
Ia menilai lagu tersebut justru berisi kritik terhadap Polri.
"Saya pribadi menilai ya, lagu itu jelas suatu kritik, tidak ada hujatan, tidak ada apa-apa, tidak ada ujaran kebencian," ujar Aryanto seperti dikutip dari Sapa Indonesia Pagi yang tayang di Kompas TV pada Selasa (25/2/2025).
Aryanto sendiri pun mengamini kebenaran lirik lagu tersebut.
Ia melihat faktanya di lapangan masih ada praktik 'nakal' yang dilakukan polisi untuk meminta pungli.
"Dia (Sukatani) kan mengatakan (di lirik) 'bayar polisi, ini bayar,' memang itu kan. Memang ada, walaupun tidak semua, hanya oknum," tambahnya.
Menurut Aryanto, lagu tersebut sebagai bentuk ekspresi atau kebebasan berpendapat.
"Tapi, kemudian polisi yang menindak (band Sukatani) tadi, dia tidak punya pemahaman bahwa tindakan itu bisa dikonotasikan sebagai pemberangusan kebebasan," ujarnya.
Ditawari jadi Duta Polri
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menawarkan band punk Sukatani untuk menjadi duta Polri dalam rangka semangat melakukan perbaikan institusi serta mencegah terjadinya perilaku menyimpang di seluruh personel.
Adapun Sukatani baru-baru ini menyita perhatian karena lagu "Bayar, Bayar, Bayar" yang mengungkap realita para oknum polisi.
"Nanti kalau Band Sukatani berkenan akan kami jadikan juri atau Band Duta untuk Polri terus membangun kritik demi koreksi dan perbaikan terhadap institusi dan juga konsep evaluasi secara berkelanjutan terhadap perilaku oknum Polri yang masih menyimpang," ujar Sigit dalam keterangannya, Minggu (23/2/2025).
Sigit menegaskan, Polri saat ini tidak anti-kritik.
Dia mengatakan polisi menerima dan terbuka terhadap seluruh bentuk saran dan masukan.
Menurutnya, kritik diperlukan untuk membenahi institusi Polri.
"Ini bagian dari komitmen kami untuk terus berbenah menjadi organisasi yang bisa betul-betul adaptif menerima koreksi untuk bisa menjadi organisasi modern yang terus melakukan perubahan dan perbaikan menjadi lebih baik," tuturnya.
Kemudian, Sigit mengaku dirinya tidak pernah melarang ataupun membungkam siapa pun yang menyalurkan hak kebebasan berekspresi.
Dia menekankan kritik selalu menjadi refleksi untuk membangun Korps Bhayangkara lebih baik serta semakin dicintai oleh masyarakat.
"Dan bagi kami kritik terhadap Polri menjadi bentuk kecintaan masyarakat terhadap institusi Polri," imbuh Sigit.
Diketahui, grup band Sukatani asal Purbalingga, Jawa Tengah, baru-baru ini menjadi pusat perhatian setelah mengeluarkan permintaan maaf kepada institusi Polri.
Permintaan maaf ini terkait dengan lagu mereka yang berjudul "Bayar, Bayar, Bayar", yang sempat viral dengan lirik kontroversial menyebutkan "bayar polisi".
Dalam pernyataannya, band ini mengungkapkan bahwa lagu tersebut diciptakan sebagai kritik terhadap oknum kepolisian yang dianggap melanggar aturan.
Dalam sebuah unggahan di Instagram, Muhammad Syifa Al Ufti alias Electroguy, mewakili band, menyampaikan permohonan maaf atas lirik kontroversial dalam lagu tersebut.
"Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri dan institusi Polri atas lagu ciptaan kami yang berjudul ‘Bayar, Bayar, Bayar’," kata Ufti pada Kamis (20/2/2025).
Bersamaan dengan permintaan maaf itu, band Sukatani juga mengumumkan bahwa mereka telah menarik lagu tersebut dari berbagai platform digital.
Menurut mereka, lagu yang sempat viral dengan lirik “bayar polisi” tersebut seharusnya merupakan bentuk kritik terhadap oknum kepolisian yang dianggap melanggar peraturan.
“Melalui pernyataan ini, saya telah mencabut dan menarik lagu ‘Bayar, Bayar, Bayar’, yang memiliki lirik ‘bayar polisi’," ujar Ufti.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
KKP Ingatkan KCN Soal Struktur Beton di Laut Cilincing: Jangan Senang Dulu Diberi Izin, Masih Ada PR |
![]() |
---|
Prof Connie Bakrie: Kalau Katanya Ada Operasi Soros, Kenapa TNI Malah Urus Ferry Irwandi? |
![]() |
---|
5 Fakta Polisi di Cikarang Utara Suruh Lepas Maling yang Ditangkap Warga, Sudah Diperiksa di Propam? |
![]() |
---|
Keberadaan Silfester Matutina Masih Misteri, Politikus PDIP: Jangan-jangan Ada di Solo |
![]() |
---|
5 Fakta Satpam Masjid Istiqlal Tegur Pengunjung Tidur Pakai Toa, Ada Momen yang Tak Terekam Kamera |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.