Macet Horor di Tanjung Priok

Kisah di Balik Macet Horor di Tanjung Priok, Senyum Bahagia Warga Bantu Sopir Takut Bajing Loncat

Kisah di balik macet horor di Tanjung Priok, Jakarta Utara, senyum bahagia warga dan opang bantu sopir truk yang khawatir bajing loncat.

Biasanya, satu hingga tiga penumpang dalam sehari sudah cukup membuatnya bersyukur. 

Tapi kemacetan membuat situasi berubah drastis. 

kemarin, Yono mengantongi uang hingga Rp 270.000. Penumpangnya minta diantar ke berbagai tujuan, yakni tiga kali ke Pelabuhan, sisanya ke Pademangan, Kalibaru, dan sekitaran Sungai Bambu. 

Menurut Yono, bukan hanya opang sepertinya yang kecipratan rezeki. 

Para pedagang makanan juga merasakan imbas positif dari kemacetan yang disebabkan oleh aktivitas bongkar muat. 
“Termasuk tukang dagang kan lumayan. Karena para sopir kontainer, lapar, ya dia beli minuman, makanan. Ada imbasnya, ada hikmahnya,” kata Yono Kemacetan mungkin jadi mimpi buruk bagi banyak orang. 

Diketahui, kemacetan parah yang terjadi selama beberapa hari terakhir di ruas jalan akses Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara mendorong pengelola pelabuhan dan otoritas terkait mengambil langkah pembatasan volume bongkar muat

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Tanjung Priok M. Takwim Masuku mengatakan, pembatasan dilakukan berdasarkan parameter berbeda di tujuh terminal peti kemas yang ada di sekitar kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.

Pembatasan volume bongkar muat ini akan dilakukan atas koordinasi pihak terminal, Pelindo, KSOP, dan stakeholder terkait lainnya.

Pembatasan ini akan dilakukan pada Senin (21/4/2025).

"Berdasarkan kesepakatan bersama untuk nanti mungkin di hari Senin kita akan membuat dalam bentuk SOP, namun ini sudah disepakati oleh teman-teman Pelindo dan Polres dan pihak terminal, bahwa kami akan melakukan pembatasan terhadap volume receiving-delivery sesuai dengan parameter yang ada di masing-masing terminal," ucap Takwim dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (18/4/2025).

Ada tujuh terminal peti kemas di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok yang memiliki kapasitas berbeda untuk penampungan logistik.

Rinciannya terminal peti kemas JICT dengan kapasitas 5.000 truk, TPK Koja 1.300 truk, NPCT 1 2.500 truk, Terminal MAL 800 truk, IPC TPK TP 2 (ocean going) 1.500 truk, IPC TPK TP 2 (domestik) 2.000 truk, dan IKT 1.500 truk.

Takwim lalu mengeklaim bahwa aktivitas di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok tidak hanya terpusat di NPCT 1, melainkan tersebar di beberapa terminal yang secara bersamaan juga menjalankan operasional masing-masing.

Dengan pembatasan ini, diharapkan lalu lintas kendaraan logistik menuju dan dari pelabuhan bisa kembali terkendali, serta mencegah kemacetan ekstrem terulang di kemudian hari.

"Kami akan terus memantau ini bersama-sama dengan Pelindo dan Polres. Kalau itu berjalan dengan jumlah tersebut, tentu kondisi akan bisa lebih kondusif," kata Takwim.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved