Dedi Mulyadi Dicap Gubernur Indonesia, Kini Dibawah Prabowo Jelang 2029, Pakar: Godaan Mulai Datang
Dedi Mulyadi mendapat julukan Gubernur Indonesia. Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi dapat info posisi KDM di bawah Prabowo dan Anies jelang 2029.
TRIBUNJAKARTA.COM - Gaya berpolitik Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menjadi sorotan masyarakat.
Dedi Mulyadi sampai dibilang gubernur konten karena setiap aktivitasnya dibagikan di media sosial.
Pakar Politik Burhanuddin Muhtadi menilai tidak ada kepala daerah di Indonesia yang menandingi popularitas Dedi Mulyadi pada saat ini.
"Jadi per hari ini KDM (Kang Dedi Mulyadi) bahkan disebut sebagai Gubernur Indonesia karena dibicarakan bukan hanya di wilayah Jawa Barat, tetapi juga menembus batas di luar tanah Pasundan ya. Dan itu lagi-lagi kekuatan media dan media sosial," kata Burhanuddin Muhtadi dalam tayangan dikutip dari tayangan kontroversi di Metro Tv, Selasa (20/5/2025).
Dedi Mulyadi pun diperbincangkan jelang Pilpres 2029. Pasalnya, Dedi Mulyadi berstatus politikus Gerindra.
Dimana, Presiden RI Prabowo Subianto merupakan Ketua Umum Partai Gerindra. Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menegaskan seluruh kader menghendaki Prabowo Subianto, kembali mencalonkan diri sebagai capres pada Pilpres 2029.
Menanggapi hal itu, Burhanuddin mendapatkan informasi yang kredibel dari salah satu lembaga survei yang dipercayainya.
"Posisi dia (KDM) di nomor tiga. Di nomor tiga katanya setelah Prabowo dan Anies. Dan menurut saya untuk seorang kepala daerah dan baru berapa bulan kan itu luar biasa itu," kata Burhanuddin.
"Meskipun kita tidak tahu ya apakah hasilnya akan divalidasi oleh lembaga-lembaga survei yang lain. Kalau saya punya datanya pasti saya akan rilis. Tapi saya belum punya datanya," ujar Burhanuddin.
Namun, Burhanuddin juga mengingatkan apakah popularitas Dedi Mulyadi langgeng atau hanya sesaat.

"Kalau hype sesaat, menurut saya bisa layu sebelum berkembang sebelum perang elektoral dimulai 2029 nanti. Tapi kalau langgeng dia bisa memberi semacam terobosan di tengah semacam kejumudan atau perasaan begitu formalistiknya," kata Burhanuddin.
Dedi Mulyadi, kata Burhanuddin, bisa menjadi alternatif masyarakat dibanding elit politik lama. Burhanuddin kembali mengingatkan saat Dedi Mulyadi menjadi alternatif di masyarakat maka hal tersebut menjadi masalah.
Sebab, Dedi Mulyadi masih tercatat sebagai kader Gerindra.
"Di mana kita tahu ya Gerindra pendiri utamanya, veto playernya, ketua umum, ketua dewan pembina, ketua dewan pengarah, semua ketua coba dipegang oleh satu orang namanya Prabowo Subianto yang notabene ini bosnya seorang KDM," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia itu.
Meskipun, Lanjut Burhanuddin, langkah Dedi Mulyadi di 2029 masih sangat spekulatif. Dimana, Gubernur Jawa Barat itu bisa bersaing atau bersanding dengan Prabowo Subianto.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.