4 Kisah Warga Luar Jabar Tempuh Perjalanan Panjang Demi Dedi Mulyadi, Rogoh Kocek Puluhan Juta

Empat kisah warga luar Jawa Barat menempuh perjalanan panjang demi bertemu Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Ada yang rogoh kocek jutaan rupiah.

Youtube Kang Dedi Mulyadi/TribunJabar/dokumen pribadi
PERJUANGAN TEMUI KDM - Ketiga warga Papua saat berkunjung ke Lembur Pakuan Subang, ingin bertemu Dedi Mulyadi. Empat kisah warga luar Jawa Barat menempuh perjalanan panjang demi bertemu Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Ada yang rogoh kocek jutaan rupiah. 

Lebih lanjut, tak hanya sekedar bantuan didikan, Dian juga meminta tolong keuangan kepada KDM.

Rumah yang ditempati anak-anaknya hasil jerih payah Dian saat bekerja di Arab Saudi itu akan segera disita bank.

Lebih lanjut, KDM belum bisa memberikan bantuan mengenai kondisi keuangan keluarga ibu Dian.

3. Penjual Kerupuk Asal Prabumulih

Perjuangan penjual kerupuk di Palembang bernama Randi untuk bertemu Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berbuah hasil.

Pasalnya, Randi berjalan kaki dari Prabumulih, Sumatera Selatan nyaris sebulan yakni selama 26 hari untuk menuju kediaman Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan.

Kedatangan Randi membuat Politikus Gerindra itu terkejut. Pasalnya, Randi berjalan kaki hingga empat sandal jepitnya putus.

"Dari Palembang ke Lembur Pakuan naik apa?" kata Dedi Mulyadi dikutip Tribun Jakarta dari akun Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Rabu (25/6/2025).

"Dari Prabumulih, pak, jalan pak," kata Randi.

"Hah, butuh berapa bulan," kata Dedi Mulyadi terkejut.

Randi lalu menjelaskan perjalanan dirinya mulai tanggal tanggal 21 Mei hingga tanggal 15 Juni 2025.

"Dari Prabumulih pak jalan kaki, 26 hari," kata Randi.

Selama 26 hari tersebut, ia melintasi banyak kota. Mulai dari Baturaja, Martapura, Way Kanan, Kotabumi, Bandar Jaya, Bandar Lampung, hingga Bakauheni. 

"Dari Bakauheni nyeberang ke Pelabuhan Merak. Dari sana jalan kaki lagi, Pak. Kemarin saya Lebaran (Idul Adha) di Serang,” ujar Randi.

Mendengar itu, Dedi Mulyadi menanyakan keinginannya bertemu dirinya.

"Ga capek, Pak? Kakinya ga sakit? 26 hari loh, ada (keperluan apa) bertemu saya?” jawab Dedi.

Rupanya Randi mengaku keinginannya bertemu Dedi Mulyadi hanya ingin berfoto.

"Saya ingin berfoto dengan Bapak,” tutur Randi. 

Dedi kembali bertanya kepada Randi tujuan datang ke Lembur Pakuan

Sebab perjalann 26 hari dengan berjalan kaki bukan sesuatu yang mudah. 

Namun Randi meyakinkan ia tidak memiliki maksud lain selain berfoto dengan Dedi Mulyadi

Sebab pria yang akrab disapa KDM itu di Prabumulih dan Palembang, begitu terkenal. 

"Bapak berjalan kaki pakai sepatu apa? Kan itu panas kalau siang hari di jalan raya?” tanya Dedi. 

4. Sopir Taksi Online Asal Sulsel

Tak hanya itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tersenyum saat bercerita mengenai persoalan sopir taksi online bernama Adrian Biralino asal Desa Korolama, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.

Adrian mengaku menjadi fans berat Dedi Mulyadi. Sopir taksi online itu lalu curhat gagal diongkosi pulang oleh Dedi Mulyadi

"Ramai saya lihat ada tamu sudah disiapkan tiket oleh Agung (staf Dedi Mulyadi) melalui Tanjung Priok tetap lewat Surabaya," kata Dedi Mulyadi dikutip TribunJakarta.com dari akun instagram @dedimulyadi71, Minggu (1/6/2025).

Politikus Gerindra itu menduga Agung sebagai ASN yang menjadi staf baru Dedi Mulyadi belum terbiasa dengan cara kerjanya. 

Sehingga, Mantan Bupati Purwakarta itu menduga staf tersebut belum mengeri bahwa tiket kapal harus beserta kendaraannya.

"Dibelikan tiket tapi sebenarnya tidak usah menjadi sesuatu yang ramai andaikata Agung lupa membelikan tiket untuk mobilnya, abang inikan sudah saya bekelin cukup untuk beli tiket mobilnya sebenarnya," kata Dedi.

Daripada, kata Dedi, membuang tiket tiga orang kemudian lewat pelabuhan di Surabaya.

Padahal, Dedi mengatakan sopir taksi online itu tetap bisa pulang ke kediamannya melalui Pelabuhan Tanjung Priok dengan menambah satu tiket kendaraan.

"Kan saya sudah nitip uang untuk beli tiketnya ga usah sebutin jumlahnya berapa menurut saya itu cukup untuk lima orang naik kapal laut uangnya, kalau untuk beli satu tiket mobil juga ga ada masalah itu gampang banget daripada bercerita kemana-mana sudahlah ga apa-apa," jelas Dedi.

Dedi pun merasa bersalah karena Adrian yang seharusnya pulang lewat pelabuhan di Jakarta akhirnya malah melalui Surabaya.

Akhirnya, Dedi meminta stafnya untuk mentransfer sejumlah uang kepada Adrian untuk mengganti dana perjalanan dari Bandung ke Surabaya bahkan sampai Morowali Utara.

"Menurut saya uang itu cukup, sangat cukup, dan bahkan lebih," katanya.

Mantan Anggota DPR RI itu juga menyinggung Adrian yang menginap di Hotel Bintang Lima di Bandung secara gratis.

"Barangkali dianggap piknik, abang juga menikmati di bandung selama tiga hari gratis nginep di hotel bintang lima," katanya.

Ia pun berpesan agar dapat bersyukur dari yang didapatkan.  Kemudian bercerita sesuatu yang baik terhadap diri kita.

"Jangan hanya bercerita keluar ketika mendapat kekecewaan," kata Dedi.

Adrian sempat curhat gagal diongkosi pulang. Ia pun memberikan klarifikasinya terkait kejadian itu.

Publik sempat bertanya-tanya kenapa Adrian bersama keluarganya pulang lewat Surabaya, bukan Jakarta. 

Ternyata sopir tersebut batal diongkosi pulang oleh Dedi Mulyadi. Hal itu disebabkan karena kesalahan dari staf Dedi Mulyadi bernama Agung.

"Terkait dengan masalah itu memang bapak sudah arahkan ke Pak Agung staf bapak untuk  mengurus tiket kami dari Tanjung Priok ke Makassar, namun Pak Agung mengurus tiket tersebut hanya ngurus tiket tiga orang, saya, istri dan anak sementara mobil kami tidak termasuk," katanya. 

Menurut Adrian, kondisi itu memperberatnya karena dia harus mengeluarkan ongkos lagi untuk biaya angkut mobil ke kapal di Tanjung Priok. 

"Jauh lebih besar anggarannya, dibandingkan saya mengarah ke Surabaya. Jadi karena kesalahan teknis dari Pak Agung, yang hanya membeli tiket untuk kami sementara mobil tidak."

"Dan kalau tahu dari awal saya harus membeli tiket untuk itu mungkin sekitar 8 jutaan mungkin dari Tanjung Priok ke Makassar, saya ralat mendingan ke Surabaya saya hanya mengeluarkan dana sekitar Rp 5 juta sudah plus mobil kami," jelasnya. 

Adrian sudah meminta kepada Agung untuk membatalkan tiket kapalnya dari Tanjung Priok ke Makassar. Namun, belum ada jawaban. 

"Jawaban Pak Agung, nanti saya coba batalkan, karena tidak informasi selanjutnya dari Pak Agung ke kami sehingga kami ambil keputusan berangkat, karena kalau menunggu lagi nanti disangka lagi niat kami datang ke sana menunggu bantuan dari Pak Dedi," katanya. 

Diketahui, Adrian nekat mengendarai mobil dari kampungnya menyeberang laut hanya demi bertemu Dedi Mulyadi di Jawa Barat

Dedi Mulyadi lalu menemuinya di sebuah kafe sembari mengobrol.

"Saking nge-fansnya sama bapak. Sampai dibela-dibelain tiga bulan cari ongkos untuk ke sini pak. Saking nge-fansnya karena baru kali ini bangsa ini punya pemimpin seperti bapak," ujar sopir tersebut. (TribunJakarta/TribunJabar)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved