Ketua RT Gen Z di Jakarta Utara
Anggota DPRD DKI Jakarta: Sahdan Arya Ketua RT Gen Z Bukti Anak Muda Bisa Berkarya dan Berkontribusi
DPRD DKI apresiasi kinerja ketua RT Gen Z Sahdan Arya di Jakarta Utara. Sahdan Arya dinilai sebagai bukti anak muda bisa berkarya dan berkontribusi.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Pebby Adhe Liana
Menjelang pemilihan ketua RT pada Mei 2025 lalu, Sahdan mulai mengulik bagaimana caranya agar ia bisa mendaftar.
Segala persiapan pun telah dilakukannya secara matang-matang, termasuk memastikan bahwa persyaratan maju sebagai ketua RT sudah lengkap.
Singkat cerita, pemilihan ketua RT pun berjalan dan Sahdan menang telak dari calon lainnya.
"Waktu itu alhamdulillah saya menang dengan suara yang jauh ya. Lawan saya itu suaranya cuma 17 dan saya total suara itu 126 suara," ungkap dia.
Ia menganggap, dirinya bisa menang dari calon lainnya karena sosoknya sebagai pemuda dari kalangan Generasi Z alias Gen Z.
Kekinian, sambung Sahdan, masyarakat di sekitar tempat tinggalnya sudah mulai menghilangkan stigma terhadap usia pemimpin wilayah.
Hal itu lah yang dimanfaatkan Sahdan untuk mulai bersilaturahmi lebih giat lagi kepada masyarakat setempat untuk meminta dukungan maju sebagai ketua RT.
Silaturahmi itu disambut baik oleh warga setempat. Warga pelan-pelan menaruh rasa percaya mereka kepada Sahdan Arya tak peduli usianya yang masih sangat muda.
"Alhamdulillah warga ya support kepada. Sekarang sudah dua bulan jadi ketua RT," ungkap dia.
Dua bulan menjabat ketua RT, tentunya ada sejumlah tantangan yang dihadapi Sahdan, terutama ketika mendengar keluhan dan permintaan warga soal pembangunan wilayah.
Ia pun membuat gebrakan yang akhirnya viral di media sosial, di mana ia memperbaiki jalan rusak di lingkungan tempat tinggalnya hasil musyawarah dan swadaya masyarakat.
Jalan permukiman yang diperbaiki itu berlokasi di Jalan Kelapa Hijau, RT 07 RW 08 Rawa Badak Selatan.
Menurutnya, perbaikan berupa pengecoran jalan yang rusak sepanjang 100 meter itu hasil swadaya masyarakat.
Merogoh kocek Rp 20 juta, biaya perbaikan jalan dihasilkan dari patungan warga dan biaya operasional sebagai RT yang sama sekali tak digunakannya untuk hal lain.
"Ada yang sebagian dari swadaya dan dari kita. Nah dari kita itu, biaya operasional kita itu semua kita alihkan ke pembangunan semua. Jadi kita selama dua bulan ini tidak pernah ngambil biaya BOP sepeserpun," ucap dia.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.