Viral di Media Sosial

Anies Sindir Barak Militer Dedi Mulyadi, Banggakan Program Rumah DP 0 Rupiah: Banyak yang Ikuti

Mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan kebijakan down payment (DP) nol rupiah yang sempat diragukan banyak pihak ternyata terlaksana. 

|
Kompas.com/Kristianto Purnomo dan Dok Dedi Mulyadi
ANIES SINDIR DEDI MULYADI - Mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan kebijakannya rumah dp 0 rupiah berlangsung dengan baik dalam sebuah podcast bersama komika, Tretan Muslim. Dalam kesempata itu juga, ia sempat menyindir terkait kebijakan barak militer ala Dedi Mulyadi. (Kompas.com/Kristianto Purnomo dan Dok Dedi Mulyadi). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan kebijakan down payment (DP) nol rupiah yang sempat diragukan banyak pihak ternyata saat ini terlaksana. 

Bahkan, kebijakannya itu kini banyak diikuti oleh industri properti. 

Anies mengatakan dp nol rupiah merupakan kebijakan yang sangat penting bagi masyarakat Jakarta, terutama kelas menengah. 

"Ada industri properti, nah industri properti ini siapa pasarnya? Kelompok bawah? bukan, kelompok menengah? bukan. Tapi atas (kelompok)," katanya saat dikutip dari YouTube Tretan Universe yang tayang pada Senin (21/7/2025). 

Pada saat dirinya menjabat, kata Anies, bantuan pemerintah atau program subsidi ditujukan kepada kelompok bawah. 

Seringkali, kelompok menengah terpinggirkan alias tidak pernah mendapatkan bantuan.

"Dia (kelompok menengah) ke pasar (industri properti) enggak mampu, dia (berharap) ke pemerintah ketinggian. Siapa yang ngurusin (mereka)? Enggak ada. Mereka ini orang-orang yang di tengah nanggung gitu ya," ujarnya. 

Anies lalu melihat sulitnya kelompok menengah di Jakarta untuk membeli rumah lantaran terkendala dengan membayar dp. 

Kelompok menengah sebenarnya memiliki kemampuan untuk membayar bulanan tetapi tidak memiliki tabungan untuk bayar dp yang sangat tinggi sekitar 20 sampai 30 persen kala itu. 

Alhasil, mereka terpaksa mengontrak. Anies menambahkan hampir 50 persen penduduk Jakarta kala itu tinggal mengontrak.

"Jadi, enggak ada yang aneh dari sini (kebijakan dp nol rupiah). Yang aneh itu adalah ketika ini tidak dipahami dengan serius," katanya. 

Ia pun mencontohkan kisah nyata seorang warga yang mendapatkan manfaat dari program tersebut.

"Seorang kondektur punya anak satu apa dua, dia ngontrak di rumah petak satu bulan, Rp 1 juta. Begitu dia ikut dp 0 rupiah, dia bayar Rp 1,3 juta per bulan, tapi rumahnya milik dia," katanya.

Banyak industri properti yang akhirnya mengikuti kebijakannya demi menggaet calon pembeli.

"Dan apa yang terjadi? Setelah program dp 0 rupiah yang kita lakukan sekarang banyak sekali iklan dp 0 rupiah. Coba aja cek di mana-mana. Mendadak yang industri properti itu, semua yg bilang tidak mungkin, hari ini pasar pun sudah mengikuti," katanya. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved