Diplomat Arya Daru Tewas di Kosan

Apsifor Ungkap Sosok Arya Daru Pangayunan, Ahli Kritik Pedas: Gak Ada Isinya, Kayak Baca Puisi

Praktisi Hukum dan HAM, Nicholay Aprilindo terus melayangkan kritik pedas terhadap penjelasan tim Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor). 

|
KOMPAS.com/Lidia Pratama Febrian/Istimewa/Akun Facebook Arya Daru Pangayunan
KEMATIAN ARYA DARU - Pakar Hukum dan HAM, Nicholay Aprilindo mengkritisi penjelasan tim Apsifor terhadap sosok diplomat Arya Daru Pangayunan. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Praktisi Hukum dan HAM, Nicholay Aprilindo terus melayangkan kritik pedas terhadap hasil penyelidikan terkait kematian diplomat Arya Daru Pangayunan (39) yang diumumkan oleh Polda Metro Jaya. 

Kritik Nicholay salah satunya menyasar kepada tim Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor)

Menurutnya, keterangan yang disampaikan tentang sosok Arya Daru tidak penting.

"Ahli psikologi kayak baca puisi aja itu. Enggak ada isinya saya lihat itu," kata Nicholay seperti dikutip dari SindoNews yang tayang pada Selasa (29/7/2025). 

Menurut Nicholay, kematian Arya Daru tak berkaitan dengan tekanan dalam pekerjaannya sebagai diplomat. 

"Tidak mungkin lah orang dalam tekanan pekerjaan apapun, apalagi sekelas diplomat mengalami depresi, enggak mungkin itu. Sebelum menjadi diplomat itu kan ada tes psikologi, tes psikotesnya," lanjutnya. 

Semestinya, kata Nicholay, pengamatan terhadap karakter seseorang dilakukan ketika masih hidup, bukan ketika sudah meninggal. 

"Orang sudah meninggal baru kita amati perilakunya berdasarkan hanya dari hal-hal yang tidak substantif, enggak bener itu. Saya berani katakan enggak bener itu," katanya. 

Tindakan Apsifor

Untuk mengungkap sisi psikologis di balik peristiwa ini, Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) membentuk tim yang terdiri dari tujuh psikolog berpengalaman.

Mereka melakukan proses otopsi psikologis, yaitu evaluasi mendalam terhadap kondisi psikologis individu yang telah meninggal, dengan menelusuri dinamika psikososial yang mungkin berkontribusi terhadap kematiannya.

Menurut Nathanael E. J. Sumampouw dari Apsifor Himpsi, ADP dikenal sebagai sosok positif, bertanggung jawab, dan suportif terhadap rekan kerja.

Ia adalah pribadi yang pekerja keras, dapat diandalkan, dan peduli terhadap lingkungan sekitar.

Namun di balik karakter tersebut, ADP menyimpan emosi negatif yang kuat, terutama ketika menghadapi tekanan tinggi.

"Sebagai sosok yang selalu menampilkan kualitas diri, almarhum cenderung menyimpan emosi dan tidak menunjukkannya ke orang lain," kata Nathanael.

Emosi negatif tersebut dipendam, dan tekanan yang dialami dihayati secara mendalam, hingga memengaruhi cara pandang terhadap diri, lingkungan, dan masa depan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved