Diplomat Arya Daru Tewas di Kosan

Apsifor Ungkap Sosok Arya Daru Pangayunan, Ahli Kritik Pedas: Gak Ada Isinya, Kayak Baca Puisi

Praktisi Hukum dan HAM, Nicholay Aprilindo terus melayangkan kritik pedas terhadap penjelasan tim Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor). 

|
KOMPAS.com/Lidia Pratama Febrian/Istimewa/Akun Facebook Arya Daru Pangayunan
KEMATIAN ARYA DARU - Pakar Hukum dan HAM, Nicholay Aprilindo mengkritisi penjelasan tim Apsifor terhadap sosok diplomat Arya Daru Pangayunan. 

Apsifor Himpsi juga menemukan bahwa ADP pernah mengakses layanan kesehatan mental secara daring, pertama kali tercatat pada tahun 2013 dan terakhir pada 2021.

Riwayat ini menunjukkan bahwa almarhum menyadari adanya kebutuhan untuk mendapat dukungan psikologis, meski belum sepenuhnya terbuka terhadap orang terdekat.

Dalam masa akhir kariernya, ADP bertugas memberikan perlindungan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri.

Peran ini membutuhkan empati tinggi, sensitivitas sosial, dan ketahanan emosional.

Menurut Apsifor Himpsi, peran ADP sebagai pelindung dan penyelamat membuatnya terpapar pada penderitaan dan trauma, yang dapat memicu kelelahan mental (burnout) dan compassion fatigue.

Meski menghadapi tekanan berat, ADP tetap menekan dan menyembunyikan perasaannya.

Ia mengalami kesulitan untuk mengelola kondisi psikologis secara adaptif, dan ini menjadi hambatan untuk mengakses bantuan dari orang lain atau profesional.

Dari analisis tim psikolog, tekanan yang dialami ADP terus mengakumulasi dan memengaruhi cara dia memaknai dirinya serta tantangan hidupnya.

Pada akhirnya, cara pandangnya terhadap kehidupan turut memengaruhi proses pengambilan keputusan terkait kematian. Namun, Nathanael menegaskan bahwa kondisi psikologis tidak bisa disederhanakan hanya dari satu faktor.

“Kami menegaskan, kondisi psikologis individu tidak dapat disederhanakan hanya dari satu aspek kehidupan. Melainkan kita perlu memahami hasil interaksi dari berbagai faktor,” kata Nathanael dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).

Apsifor Himpsi mengajak masyarakat untuk tidak berspekulasi atau menyebarkan komentar yang menyakitkan di media sosial. 

“Mari kedepankan upaya mendukung kesejahteraan psikologis keluarga, sahabat, serta rekan-rekan almarhum,” ajak Nathanael. (TribunJakarta/Kompas).

 

 

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved