Waspada DBD di Jakarta: Satu Keluarga di Sunter Dirawat, Dinkes Sebut Penurunan Kasus Masih Landai

Masyarakat diminta terus meningkatkan kewaspadaan akan demam berdarah yang masih menghantui DKI Jakarta.

TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
WASPADA DBD - Yurike Budiman (33), warga Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara dirawat setelah terjangkit demam berdarah (DBD). Kekinian, Dinkes DKI Jakarta mengungkap bahwa kasus DBD di Jakarta mengalami penurunan yang landai. (TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Masyarakat diminta terus meningkatkan kewaspadaan akan demam berdarah yang masih menghantui DKI Jakarta.

Baru-baru ini, satu keluarga di Kelurahan Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara, harus dirawat di rumah sakit setelah terjangkit DBD secara bersamaan.

Yurike Budiman (33) bersama kedua orang tuanya yang sama-sama berusia 68 tahun jatuh sakit sejak akhir Juli, diduga akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti yang berkembang biak di lingkungan rumah mereka.

"Awalnya saya demam tinggi, badan ngilu semua, kepala pusing. Ibu juga barengan kena demam. Kami sempat dirawat di rumah. Tapi begitu ayah mulai panas dan muncul bintik-bintik merah di kakinya, kami langsung periksa ke rumah sakit, dan hasilnya positif DBD," ungkap Yurike, Kamis (31/7/2025).

Menurut Yurike, sebelum mereka jatuh sakit, ia sempat melihat nyamuk belang hitam-putih menggigitnya.

Nyamuk yang biasanya jarang terlihat masuk ke rumah itu muncul ketika cuaca sedang terasa lembap.

"Biasanya nggak ada nyamuk masuk rumah, tapi waktu itu memang cuaca lembap dan nyamuknya sempat saya lihat," katanya.

Yurike memastikan rumahnya sebenarnya rutin disemprot cairan pembasmi nyamuk.

Namun, ia menduga cuaca tak menentu membuat populasi nyamuk tetap tinggi.

Menurut Yurike, kasus keluarganya bukan satu-satunya.

Seorang asisten rumah tangga di rumah tetangganya juga dilaporkan terjangkit chikungunya, sedangkan majikannya dinyatakan positif DBD.

Warga pun mulai khawatir akan potensi penyebaran yang lebih luas di lingkungan padat penduduk tersebut.

Sebelumnya, Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Lies Dwi Oktavia mengatakan, kasus DBD di Jakarta memang belum menunjukkan penurunan tajam.

Jika biasanya puncak DBD di bulan April hingga Mei tahun lalu turun curam, tahun ini penurunannya landai.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved