Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Pecel ayam umumnya dijual di pinggir jalan dengan lapak kaki lima.
Namun, satu usaha pecel ayam yang ditemui TribunJakarta.com di Komplek TNI AL Dewa Ruci, Cilincing, Jakarta Utara, berbeda.
Tidak sama dengan penjual pecel ayam pada umumnya, Yus, seorang pedagang pecel ayam di daerah tersebut, menjajakan pecel ayam dagangannya dengan gerobak sambil berkeliling.
Yus mengaku awalnya ia hanya berjualan tulang-tulang serta kerongkongan ayam saja.
Seiring waktu berjalan, para pelanggannya memintanya berjualan lebih dari itu.
Baca: Penjual Dodol Ini Buka-bukaan Cara Masak Dodol di Festival Kuliner Budaya Betawi
"Dulunya cuma jualan tulang-tulang saja, kerongkongan. Terus orang-orang pada minta pakai nasi," kata Yus kepada TribunJakarta.com, Selasa (13/3/2018).
Penasaran dengan rasanya, TribunJakarta.com mencoba membeli pecel ayam Yus.
Satu buah sate kulit ayam dihargai Rp 2 ribu.
Ati ampela yang juga dijadikan sate Yus jual seharga Rp 4 ribu.
Ada juga paha ayam seharga Rp 6 ribu, sedangkan tahu dan tempe ia beri seribu rupiah.
"Ini nasinya nasi uduk," ujar Yus sambil membungkuskan nasi dan ati ampela serta kulit goreng memakai kertas nasi.
Tidak lupa ia membungkus sambal bikinannya sendiri dengan plastik kecil.
Ternyata, 'pecel ayam keliling' ini tidak kalah nikmat dari pecel ayam di lapak kaki lima.