"Masih kami dalami. Kalau bicara kemungkinan ada (dalang), tapi masih kita dalami," ujar AKBP Roberto Pasaribu.
Sebanyak dua dari tiga tersangka yang kini ditahan Polda Metro Jaya, ternyata pernah dibina oleh Polda Jatim di ruang Tribrata, 22 November 2017 lalu.
Baca: Siapa Sangka Senjata Mematikan James Bond Ini Pernah Diproduksi Di Jawa Barat
Baca: Kesaksian Tetangga WNI yang Ditemukan Membusuk di Lemari, Tetangga: Selalu Mendengar Suara Ribut
Pembinaan hacker itu dikemas dalam ajang silaturahmi dengan komunitas hacker Surabaya.
Apalagi Jatim saat ini menjelang pilkada serentak sehingga acara ini dilangsungkan untuk mengantisipasi berita hoax.
"Jauh hari sebelum penangkapan, Polda Jatim sudah membina mereka untuk tidak melakukan kejahatan di dunia maya," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, di Surabaya, Rabu.
Tersangka yang ikut dalam pembinaan itu adalab NA dan KPS.
Walau sudah dibina, hati seseorang tidak ada yang tahu.
Bahkan untuk mengubah niat buruk kedua tersangka tidak bisa serta merta.
Baca: Donald Trump Pecat Menlu Lewat Twitter, Tillerson Pernah Sebut Presiden Tolol
Baca: Awalnya Batuk Biasa, Siapa Sangka Esoknya Jantung Balita 4 Tahun Ini Mendadak Berhenti Berdetak
"Siapapun pelakunya tetap tidak bisa ditolelir," ujar Barung Mangera.
Ia menegaskan kejahatan di dunia maya walau korbannya di luar negeri, tetap saja menjadi wewenang Polri.
Berdasarkan bukti yang dimiliki penyidik, para tersangka sudah menyerang 3.000 sistem elektronik di sejumlah negara yaitu Thailand, Australia, Turki, UEA, Jerman, Prancis, Inggris, Swedia, Bulgaria, Ceko, Taiwan, China, Italia, Kanada, Argentina, Pantai Gading, Korea Selatan, Cillie, Kolombia, India, Singapura, Irlandia, Meksiko, Spanyol, Iran, Nigeria, Rusia, New Zealand, Rumania, Uruguai, Belgia, Hongkong, Albania, Dubai, Vietnam, Belanda, Pakistan, Portugal, Slovenia, Kep. Caribian, Maroko, dan Libanon.