Pelaku mencoba melarikan diri melihat korban lunglai tak berdaya.
Ia keluar melalui pintu belakang kemudian melewati komplek dan memotong jalan di sebuah taman kompleks perumahan itu.
Pelarian pelaku di area komplek inilah yang sempat terekam kamera CCTV sejumlah rumah warga.
Pelaku saat itu langsung kembali ke rumah kos yang ia tempati, di Jalan Haji Muslim, Pondok Labu.
Di kosnya itu, ia tinggal bersama kekasihnya.
Kombes Indra Jafar menyebut, saat memeriksa pacar pelaku, diketahui bahwa pelaku malam itu meminta kepada pacarnya mencucikan bajunya yang penuh bercak darah.
"Pacarnya ini sempat nanya ke pelaku, kok banyak darah. Pelaku mengakui habis nusuk orang," kata Kombes Indra.
Sang pacar tak banyak bertanya lagi karena sudah tahu perangai kekasihnya yang memang suka berkelahi.
Keesokan harinya, saat keluarga korban berduka dalam pemakaman Chunaedi, pelaku berbelanja pakaian dengan uang curian.
Pelaku masih berusia muda, namun jiwa penjahatnya sudah tak terbantahkan.
Ia sebelumnya adalah tahanan Mapolsek Pesanggrahan, Jakarta Selatan karena kepemilikan senjata tajam dan membuat keonaran.
"Dia meskipun masih muda tapi sudah residivis. Baru dua atau tiga minggu lalu dia keluar dari penjara karena pelanggaran Undang-undang darurat kepemilikan sajam," kata Kombes Indra.
Baca: Ingin Nge-Mal Sambil Saksikan Fashion Show? Datang ke Senayan City Sore Ini
S diketahui sebagai warga Pamulang, Tangerang Selatan. Di hadapan wartawan, ia mengaku bekerja sebagai Pak Ogah di putaran balik depan kampus UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat.
Sementara, ia lebih memilih tinggal di rumah kos di kawasan Pondok Labu.
Ia mengaku, melakukan pencurian itu untuk biaya membayar kos serta untuk bersenang-senang. "Uangnya buat bayar kos dan beli baju," katanya.
Dalam penangkapan ini, polisi menyita sejumlah barang bukti mulai dari pakaian yang dikenakan saat membunuh hingga pisau . Ia dijerat pasal 338 KUHP Terkait pembunuhannya Junto Pasal 365 dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.