Utami menjelaskan untuk yang di Lapas Palu, para tahanan panik karena ada air yang menyembur keluar dari dalam tanah dilanjutkan dengan blok-blok di sekitar tahanan.
"Kondisi awalnya kondusif, walaupun pagar yang melingkupi lapas semua roboh. Tak lama mereka berkumpul air keluar dari dalam tanah dan warga binaan pemasyarakatan panik. Kemudian disusul dengan robohnya blok di sisi kiri, dua blok roboh," kata dia.
Meski demkian petugas unit pelaksana teknis (UPT) Lapas Palu masih mencoba untuk memberikan arahan agar tenang.
Namun ketika disusul gempa berikutnya mereka sudah tidak sabar dan lari menuju ke dua blok yang bobol.
Sementara untuk warga binaan di Rutan Palu, mereka kabur setelah mendengar kabar jika Hotel Roa yang berada tak jauh dari rutan telah roboh.
Sebelumnya pada saat gempa terjadi mereka sempat dikumpulkan di tengah lapangan, dan sebagian warga binaan pun masih ada yang di lantai dua rutan.
"Kemudian ketika mendengar Hotel Roa Roa roboh karena memang tidak jauh dari Rutan Palu, sekitar 50 meteran. Jadi getarannya cukup keras mereka panik. Warga binaan yang ada di rutan Palu, napi dan tahanan panik, dorong, akhirnya sebagian lari," jelas dia.
Sama seperti di Rutan Palu, warga binaan di Rutan Donggala juga dikumpulkan di tengah lapangan ketika gempa terjadi.
Kemudian ketika ada getaran berikutnya dan mendengar bahwa pusat gempa ada di Donggala mereka panik dan memaksa keluar dari rutan untuk menemui keluarga mereka.
Kepanikan tersebut kemudian menyulut mereka untuk membakar bangunan yang ada di sekitar rutan.
"Sebenarnya sudah ada negosiasi sedikit demi sedikit, diizinkan sedikit demi sedikit untuk melihat keluarganya, memang paniknya luar biasa. Tapi ternyata juga ada yang tidak sabar, entah bagaimana menyulut kebakaran itu," ungkap Sri Puguh.
Utami mengatakan untuk memulihkan keadaan rutan dan lapas yang terdampak gempa, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan, BAPPENAS, dan BNPB.
Sementara untuk napi dan tahanan ia berharap mereka dapat melapor diri kembali dan dalam satu minggu ini pihaknya akan membentuk Satgas mencari warga binaan yang kabur tersebut.
"Saat ini memang kita masih fokus untuk kemanusiaan, mencari korban-korban yang mungkin masih ada," kata dia.
Untuk memulihkan keadaan rutan dan lapas yang terdampak gempa, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan, BAPPENAS, dan BNPB. (TribunJakarta.com)