Gempa di Donggala

Kesaksian Seorang Wartawan Saat Gempa dan Tsunami di Palu, 'Bisa Jadi Mayat Jika Terlambat 5 Detik'

Penulis: Erlina Fury Santika
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gempa dan tsunami yang menggocang Palu, Jumat (28/9/2018) dan Sosok Alfred Lande atau Ale (kanan)

"Kami semua kalangkabut. Seorang ibu yang tidak bisa lari sempat saya tarik beberapa meter. Saya dan beberapa orang menerobos reruntuhan rumah di depan hotel dan seterusnya lari menyelamatkan diri ke arah dataran tinggi Donggala Kodi," tulisnya.

Ia juga menjelaskan, puluhan orang lainnya berlari ke arah kiri-kanan hotel.

Ale berpendapat, jika melihat hempasan gelombang tsunami saat itu, cukup banyak yang menjadi korban jiwa terutama yang lari ke arah kiri hotel.

"Bisa dibayangkan kontainer ukuran 40 feet saja bisa terlempar hingga puluhan meter. Buktinya, pada Sabtu pagi, ditemukan ratusan jenasah sepanjang pinggir pantai dari Swissbel Hotel hingga Pantai Talise," paparnya.

Ale menjelaskan, jika saja dirinya terlambat lima detik atau berlari ke arah kiri hotel, dirinya tak akan selamat.

Dalam pelarian menyelamatkan diri itu, Ale meninggalkan seluruh barang-barang dan perlengkapan di hotel.

Raimon Arumpone, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Marowali Utara yang juga rekan sekamarnya di hotel, bersama dirinya berlari dengan telanjang kaki.

Ia dan Raimon tak sempat memakai alas kaki lantaran kejadian itu berlangsung secara cepat dan mengerikan.

Pasca-Gempa dan Tsunami Palu, Sutopo Purwo Nugroho: Masyarakat Ambil BBM Sendiri di SPBU

TERPOPULER- Korban Gempa Palu Peluk Erat Jokowi Bergandeng Tangan, Bencana Kita Hadapi Bersama

Bayi Korban Gempa yang Digendong Mensos Akhirnya Bertemu dengan Keluarganya

Ale menambahkan, dirinya dan beberapa orang yang selamat harus melalui jalan yang gelap, penuh duri dan batu tajam.

Tak hanya itu, ia juga harus jalan sambil melompat karena tanah terbelah akibat gempa.

Usai berjalan sekira 20 menit di sela rerumputan, akhirnya ia dan beberapa orang yang selamat tiba jalan raya yang mengantarkan ke gunung Donggala Kodi.

Di sana, ia bertemu dengan ratusan bahkan ribuan penduduk yang berusaha menyelamatkan diri.

Mereka berlari tanpa alas kaki dan pakaian seadanya.

Sebagian karyawan Swissbel Hotel juga terlihat masih dengan seragam resmi namun tanpa alas kaki.

Sambil berlari menyelamatkan diri, Ale kerap mendengar suara tangisan dan pengharapan kepada Sang Pencipta.

Halaman
1234

Berita Terkini