TRIBUNJAKARTA.COM - Adelia Wilhemina, istri Wakil Wali Kota Palu Pasha Ungu, mengungkapkan keadaan Kota Palu tak kondusif pascagempa dan tsunami.
Adelia mengungkapkan hal tersebut melalui laman Instagramnya pada Selasa (2/10/2018).
Dalam instastorynya, Adelia mengatakan keadaan di Kota Palu mulai tak kondusif.
Tak sedikit masyarakat mudah marah-marah diduga karena mulai kelaparan dan kehausan.
Adelia menyatakan, Pemkot Palu telah berusaha semaksimal mungkin untuk sama-sama berjuang dan juga korban.
Ia berharap agar masyarakat bisa meredam dan tak berbuat rusuh.
Menurut Adelia, peristiwa yang terjadi di Kota Palu merupakan ujian dari Allah SWT.
"Semuanya kita pasrahkan, yakin Allah menolong kita semua," paparnya.
Adelia menegaskan, pada Selasa (10/2/2018) telah ada penerbangan dengan pesawat kecil dari Kota Palu dan jumlahnya sudah mulai banyak.
• Beri Ucapan Ulang Tahun ke Oncy, Pasha Ungu Ungkap Kondisi Terkini Palu: Cuaca Begitu Panas
• Mobil Marko Simic Tabrak Kendaraan Polisi yang Berhenti di Jalan Lingkar Semanggi
Pasha Ungu pun meminta Adelia untuk pulang meninggalkan Kota Palu.
Meski demikian, Adelia berat hati untuk pergi tanpa suaminya.
Follow Juga:
"Tapi berat hati. Hati ini bilang enggak. Kasian suamiku," bebernya.
Sementara itu, di lain kesempatan, Pasha Ungu juga sempat membongkar kondisi terkini di Palu.
Kondisi terkini di Palu disampaikan Pasha Ungu saat memberikan ucapan ulang tahun kepada rekannya, Oncy.
Pasha Ungu dalam laman Instagramnya pada Selasa (2/10/2018) mengatakan, di tengah cobaaan dan cuaca yang begitu panas di Kota Palu, ia mencoba cari sinyal untuk bisa menghubungi Oncy secara langsung.
Hal tersebut dilakukannya untuk bisa mengucapkan selamat ulang tahun kepada Oncy Ungu.
Meski demikian, ternyata usaha mencari sinyal itu belum berhasil karena ia tak bisa menghubungi Oncy melalui telepon.
Pasha kemudian memilih untuk memberikan ucapan tersebut melalui laman Instagram pribadinya.
Ia memposting potret Oncy yang mengenakan kacamata hitam, jaket dan celana pendek.
Dalam potret tersebut, ada sebuah kata-kata bertuliskan 'Happy Birthday Oncy, Arlonsi Miraldi.'
Pasha mengungkapkan rasa maafnya kepada Oncy karena tak menghubungi langsung via telepon karena sinyal kurang maksimal.
Ia pun sekali lagi menegaskan, selamat ulang tahun untuk rekannya tersebut.
Belum Tetapkan Sebagai Bencana Nasional
Pemerintah belum menetapkan gempa dan tsunami Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, sebagai bencana nasional.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto.
"Tidak, tidak ada (bencana nasional)," ujar Wiranto, di Kantor Kemenko Polhukam, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (1/10/2018).
Sebagai alasan, Wiranto mengatakan karena penanganan gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah sudah baik dan kantor pemerintah daerah setempat juga masih bisa difungsikan.
"Kan daerah masih berfungsi, bencana nasional dinyatakan jika daerah ga berfungsi, seperti di Aceh dulu," kata Wiranto.
• Bandingkan Era SBY dan Jokowi Saat Gempa dan Tsunami, Fahri Hamzah Desak Jusuf Kalla Ambil Kendali
• Romahurmuziy Komentari Bantuan Gempa di Palu, Ini Kata Fahri Hamzah
"Ini daerah gubernur masih sehat, kantor masih ada, staf masih ada, hanya shock sebentar, penanganan tetap di daerah, Pemerintah Pusat sebagai pendamping, seperti di Lombok dulu," lanjut Wiranto.
Meskipun tidak menjadi bencana nasional, Wiranto menyebutkan sudah ada 18 negara yang siap memberikan bantuan ke Indonesia.
Adapun 18 negara tersebut, diantaranya Amerika Serikat, Perancis, Republik Ceko, Swisz, Norwegia, Hongaria, Turki, Uni Eropa, Australia, Korea Selatan, Arab, Qatar, New Zealand , Singapura, Thailand, Jepang, India, dan China.
Selain 18 negara, Wiranto mengatakan United Nations Development Programs (UNDP) dan kelompok organisasi internaisonal Asia juga sudah mengajukan tawaran bantuan.
"Termasuk UNDP dan kelompok organisasi internaisonal asia sendiri sudah menawarkan itu," katanya.
6 Prioritas Penanganan Gempa
Pemerintah bersama TNI, Polri dan lembaga terkait melakukan penanganan gempa dan tsunami Palu- Donggala dengan mengutamakan enam penanganan prioritas.
Enam prioritas itu, menjadi fokus penanganan yang dilakukan hari ini.
Pertama, melanjutkan evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, pihaknya membutuhkan banyak alat berat untuk proses evakuasi dan pencarian tersebut.
Sebab, banyak korban yang diduga tertimpa reruntuhan bangunan, material longsor, dan tertimbun lumpur yang masih perlu untuk dievakuasi.
Prioritas kedua, adalah pemakaman jenazah. Sutopo mengatakan, harus segera dilakukan pemakaman massal lantaran tiga hari pascagempa korban meninggal dunia sudah mengeluarkan bau.
"Bapak Menko Polhukam, Panglima TNI, Kepala BNPB, telah meninjau TPU Papuya. sudah digali, disiapkan, ada 1.000 ruang di sana," kata Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Senin (1/10/2018).
Ketiga, percepatan pemulihan jaringan listrik. Sebab, saat ini jaringan listrik di Kota Palu belum semua menyala.
Bahkan di Donggala, Sigi, dan Parigi Mountong, kondisi listrik masih padam.
Hal ini, kata Sutopo, mempersulit proses evakuasi dan penanganan pengungsi.
• Masa Kampanye, Okky Asokawati: Kalau Berseberangan Tidak Usah Ngotot
• Wanita Driver Ojol Bawa Dua Anaknya Ngojek: Ingin Bunuh Diri karena Diabaikan Keluarga
"Untuk itu, 216 personil PLN masih memperbaiki gardu induk dan jaringan listrik. Diharapakan PLN menyelesaikan jaringan listrik ini maksimal 2 hari ke depan," ujar Sutopo.
Prioritas keempat, adalah percepatan pengadaan bahan bakar minyak (bbm), terutama genset rumah sakit dan operator seluler.
Follow Juga:
Sutopo menyebut, Senin pagi ini, 10 mobil tangki bbm dari Pare-Pare tiba di Kota Palu.
Sementara itu, Pertamina juga menerbangkan 4.000 liter solar dengan pesawat khusus.
Kelima, adalah distribusi logistik dan makanan untuk pengungsi.
• Wanita Driver Ojol Bawa Dua Anaknya Ngojek: Korban KDRT, Anak Trauma Ketemu Ayah dan Makan Mi Instan
• Viral Bawa Dua Anaknya Narik, Driver Ojek Online Wanita Ini Ungkap Alasannya
"Bantuan logistik terus berdatangan, baik dari jalur udara, darat, dan laut," terang Sutopo.
Terakhir, yaitu percepatan jaringan komunikasi.
Sejak gempa berkekuatan magnitudo 7,4 SR mengguncang dan tsunami melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Jumat (28/9/2018) pukul 17.02, korban jiwa dan kerusakan terus bertambah.
Hingga pukul 13.00 siang ini, tercatat, 844 orang meninggal dunia, 90 orang hilang, serta 632 luka berat dan dirawat di rumah sakit.
Selain itu, ada 48.025 jiwa mengungsi di 103 titik di Kota Palu. Sementara jumlah pengungsi di Kabupaten Donggala, datanya belum dapat disampaikan. (TribunJakarta.com/Kurniawati Hasjanah)