Reuni 212

Kubu Jokowi Sebut Reuni 212 Ajang Deklarasi Prabowo, Ferdinand Hutahaean: Terjemahannya Bukan Begitu

Penulis: Erlina Fury Santika
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean

Ia mengaku hanya ingin melepaskan pikiran dan hati masyarakat dalam dimensi politik.

Sebab beberapa hari belakangan Indonesia kerap diwarnai kericuhan politik.

"Coba bayangkan bangsa yang beradab begini, bangsa yang agamis ini keluar dua kata, menandai, memberikan atribut di dua kubu paslon, satu kecebong, satu kampret. Ini tidak pernah menjadi budaya kita," ucap Kapitra Ampera yang disambut tawa Ferdinand Hutahaean.

Namun Kapitra Ampera menyayangkan inisiatifnya itu terhalang oleh perizinan dari pihak berwenang.

Saat ditanya Ferdinand Hutahaean soal judul gerakannya itu, Kapitra Ampera tak mengelak bahwa judulnya memang 212.

Mendengar pernyataan Kapitra Ampera, Ferdinand Hutahaean justru mempertanyakan lagi untuk apa membangun jenis gerakan yang sama.

Ferdinand Hutahaean Emosi & Tunjuk-tunjuk Kapitra Ampera Disinggung Tak Dapat Jabatan dari Jokowi

Kapitra Pastikan Tak Ganggu Reuni 212, Slamet Maarif Berterimakasih hingga Beberkan Aturan Main Ini

Suryo Prabowo Komentari Pembantaian Pekerja di Papua, Sebut Tak Semua Senang Ada Pembangunan

Kapitra Ampera menjawab, konsep gerakannya itu tak akan sama dengan 212 yang baru saja diadakan di Monas itu.

"Ini suatu kontemplasi untuk mengingatkan kita semua jangan terjebak dalam apa yang kalian lakukan kemarin. Kalian membungkuskan agama, tapi isinya politik. Mendukung satu paslon itu melukai pihak lain," jawab Kapitra Ampera.

"Ini yang membahayakan. Tapi kalau itu bentuk silaturahmi, ya boleh kita bikin jangan hanya di Monas, tapi di daerah-daerah," sambungnya.

Ferdinand Hutahaean membantah. Pihaknya menyebut aksi kemarin bukan untuk mendeklarasikan Prabowo Subianto.

"Kegiatan resmi itu tidak pernah mendeklarasikan, mendukung Pak Prabowo. Kalau orang per orang mendukung Pak Prabowo, apa bisa kita larang Pak? Ya nggak bisa," terangnya.

"Secara resmi, tidak ada kemarin bicara di panggung panitia menyatakan 'pilih Pak Prabowo, dukung Pak Prabowo'," imbuh tim pemenangan Prabowo-Sandiaga Uno ini.

Kapitra Ampera menampik ucapan Ferdinand Hutahaean. Ia meminta Ferdinand Hutahaean untuk mengingat beberapa jargon yang keluar dalam acara tersebut.

"Adinda. Jangan ditutup kupingnya waktu ada yang bicara 'ganti presiden', 'jangan pilih partai penista agama' ini realitas," ungkap Kapitra Ampera.

Berdebat panas, Ferdinand Hutahaean membantah lagi bahwa seruan itu yang disampaikan Habib Rizieq saat Prabowo Subianto sudah tidak ada di tempat.

Halaman
123

Berita Terkini