Di antara empat orang tersebut Piih merupakan sosok pertama dan paling lama melihat jasad Matheos sebelum dibawa ke RS Bhakti Yuda dan akhirnya secara resmi dinyatakan meninggal.
"Selain saya ada tiga lagi yang juga diperiksa jadi saksi. Sebelum pak RT lapor ke Polisi kan saya ajak teman karena takut lihat, abis itu baru ajak pak RT sama warga lain. Waktu diperiksa jadi saksi gantian, enggak barengan," lanjut Piih.
Bukti Bripka Matehos bunuh diri
Kepala Bidang Balistik Metalurgi Forensik Puslabfor Polri Kombes Ulung Kanjaya memastikan Bripka Matheos tewas akibat bunuh diri dengan cara menembak kepalanya sendiri.
Hal ini dipastikan setelah Subbid Senjata Puslabfor Polri menguji tembak menggunakan pistol Sig Sauer yang dimiliki Matheos.
"Sudah dipastikan meninggal karena bunuh diri. Sudah diuji tembak dan identik. Hasilnya berasal dari pistol itu, pistol itu dia yang pegang," kata Ulung.
Hasil uji tembak itu sesuai dengan autopsi RS Polri Kramat Jati, yakni peluru melesat dari arah kening kanan lalu menembus kening kiri Matheos.
Selain hasil uji tembak, Ulung menjelaskan nomor seri pistol di tangan Bripka Matheos di sisi kiri badannya sesuai data.
"Senjata polisi atau tentara itu ada nomor senjata dan kartu identitas pemegang senjata. Senjata itu atas nama dia, sebagai pemilik yang dipinjamkan," ujar dia.
Menurut Ulung, seseorang bunuh diri atau tidak menggunakan senjata api dapat dipastikan dari pemeriksaan gunshot residue.
Menurut dia, sekali pun tak ditemukan proyektil dan selongsong peluru pistol, dapat dipastikan Bripka Matheos bunuh diri berdasar hasil residu di tangan kanan dan pakaian almarhum.
"Kalau bukan dia bunuh diri enggak didapat gunshot residuenya," tutur dia lalu melanjutkan, "Jejak mesiu ada di tangan kanan dan baju, itu positif dia bunuh diri. Di baju ada jejak mesiunya, yang di kiri itu ada." (TribunJakarta.com/Bima Putra)