Saat itu, dia juga tidak mempermasalahkan hukuman push-up itu karena ada pula anak lain yang dapat hukuman serupa karena telat bayar SPP.
Makanya, Dayat kaget mengapa masalah itu baru muncul dan sampai viral.
• RSUD Pasar Rebo dan RSUP Fatmawati Tampung 121 Pasien DBD
"Saya kemarin sebenarnya enggak tahu apa-apa, karena saya kan kerja. Nah, pulang kerja, tahu-tahu rame di rumah karena katanya anak saya dihukum push-up," kata Dayat.
Setelah itu, Dayat ogah berbicara lagi.
Dia juga tak menjawab ketika berusaha dikonfirmasi soal telatnya pembayaran SPP. Dia pamit masuk ke dalam rumah dan menyudahi obrolan.
"Sudah ya, takut salah lagi. Saya mau salat," kata dia.
• Coba Potong Kabel Udara yang Ditertibkan, Wali Kota Jakpus: Ternyata Kabelnya Keras Juga
Hukuman push-up yang dialami GNS ini merupakan yang kedua kalinya dia terima karena masalah yang sama.
Namun, setelah peristiwa terakhir, GNS tidak mau lagi kembali ke sekolah karena takut kembali dihukum push-up. Saat ini, orangtua GNS sedang mencari sekolah lain untuk gadis malang itu.
Dilihat dari kediamannya, keluarga GNS tampaknya bukan orang yang teramat susah dalam hal ekonomi.
Meski berada di pemukiman padat dan hanya memiliki akses masuk berupa gang sempit, rumah orangtua GNS di Kampung Sidamukti, Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, itu cukup besar dan berlantai dua.
Di dalam rumah tampak terparkir sebuah sepeda motor. (Warta Kota/Gopis Simatupang)