Rustam tak jarang mendapatkan perlakuan tak mengenakkan dengan penumpang yang masih menganggap sebelah mata dirinya.
Mereka seenaknya membatalkan pesanan saat Rustam hendak menjemputnya.
"Saya bilang tuli, terus tiba-tiba dicancel. Mereka nolak halus. Alasannya, maaf pak ada keperluan mendadak," bebernya.
Ia mengakui merasakan kesulitan saat mengantarkan penumpang.
Hal yang sulit adalah saat berkomunikasi.
"Memang sulit tapi saya coba. Seringnya ketik di ponsel. Jadi kalau penumpang mau ngomong diketik aja," katanya.
Tulis Tulisan di Helm
Untuk memudahkan penumpang saat berhenti di tempat tujuan, Rustam menempelkan kertas di belakang helmnya.
• Petugas Kebersihan Mulai Bersihkan Lautan Sampah di Kampung Bengek Muara Baru
• Paduan Keju Dengan Makanan Nusantara Ternyata Hasilkan Rasa Nikmat, Simak Tipsnya
• Polisi Gunakan Alat Canggih TAA Ungkap Penyebab Kecelakaan Tol Cipularang, Evakuasi Korban Terjepit
Sebab, penumpang harus berulang kali menjelaskan kepada Rustam titik persis saat turun.
"Kadang kalau mau sampai itu alamatnya enggak sesuai aplikasi, saya bingung kadang enggak denger ketika penumpang mau belok kanan atau kiri," ungkapnya.
Karena itu, ia menempelkan kertas sebagai petunjuk penumpang.
"Mohon maaf saya tuli, mohon kerjasamanya. 20 meter sebelum belok tepuk pundak saya"
"Jika belok kanan, tepuk kanan. Jika belok kiri, tepuk kiri"
"Jika berhenti tepuk keduanya. Terimakasih atas perhatiannya dan pengertiannya," begitu bunyi tulisan di belakang helmnya itu.