Bagi Astuti, Erna merupakan wanita tangguh. Dalam kondisi tak berpunya dan bersuamikan hanya seorang sopir, tapi masih perhatian dengan sakit mertuanya.
Sebagai sopir Syaiful seminggu sekali pulang menjenguk kedua orangtuanya Suwoto dan Kamsinga, istrinya Erna dan si putra.
Menurut Astuti, Erna meninggalkan seorang anak laki-laki yang belum genap berusia dua tahun. Putra semata wayangnya itu sakit tenggorokan.
Sebelum kematiannya Erna sedang mengurus Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk pengobatan putranya, tapi belum jadi.
"Sekarang (jenazah Erna, red) sudah dibawa pulang ke Ngawi. Korban asli Ngawi," kata Astuti.
Warga Desa Trauma
Suasana Dusun Madumulyorejo RT 05/RW 02, Desa Mentaras, terasa sepi sehari pascapembacokan.
Tak ada aktivitas dari warga sekitar, hanya ada anak kecil yang sedang bermain di teras rumah warga.
Ini kali kedua peristiwa berdarah menggegerkan warga Desa Mentaras.
Masih di tahun ini Rozikin nekat menggorok leher ibu kandung di rumahnya pada Minggu (10/3/2019).
Rumah Rozikin tidak jauh dari kediaman Suwoto.
Romzin tetangga korban was-was mengingat peristiwa berdarah yang melibatkan Rozikin dan Suwoto.
Dia lebih memilih mengunci rumahnya saat keadaan sepi.
"Kalau bisa pemerintah buatlah aturan kalau pelaku sudah bebas agar tidak dikembalikan lagi ke desa," ucap dia.
"Kami trauma," tegas Romzin.