Gejala awal
Pudji mengatakan gejala awal sebelum anaknya mengidap penyakit tersbeut.
"Awalnya jatuh, terus kejang-kejang. Di bawa ke RS Jati Padang, lalu dirujuk ke RS Koja. Di sana dirawat sampai 19 Desember 2019," kata Puji saat ditemui di rumahnya, Senin (25/11/2019).
Panggah menunjukkan gejala-gejala yang tidak biasa sebelum mengidap penyakit pengeriputan otak.
• Korban Penusukan di TPU Prumpung Duga Pelaku Cemburu karena Pacarnya Didekati
Penyakit itu lah yang membuatnya lumpuh tak berdaya dan hanya terbaring lemas di kasur.
Puji Utami mengatakan kondisi anaknya mulai menurun sejak dinyatakan tidak naik ke kelas 6 Sekolah Dasar (SD).
"Habis nggak naik kelas itu anak saya jadi pendiam," kata Puji saat ditemui di rumahnya di kawasan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (25/11/2019).
"Mungkin dia malu atau bagaimana, saya nggak tahu persis," sambungnya.
Puji melanjutkan, Panggah kian murung setelah mengetahui ibundanya menikah lagi dengan seorang pria.
Ayah kandungnya sudah meninggal dunia sejak Panggah masih berusia delapan bulan.
"Dia lihat saya dipukul sama ayah tirinya. Mungkin mentalnya terganggu setelah itu," tuturnya.
Dinas Kesehatan Mendiagnosa Ulang Penyakit Panggah
Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Selatan menyatakan telah mendiagnosa ulang penyakit yang diderita bocah berusia 14 tahun, Panggah Jalu Pawane.
Kepala Sudinkes Jakarta Selatan M Helmi mengatakan, diagnosa ulang itu dilakukan untuk mengetahui langkah apa yang mesti diambil selanjutnya.
"Tim gizi sudah datang. Saya juga sudah minta tim dokter suruh datang melihat kondisinya," ucap Helmi saat dihubungi, Senin (25/11/2019).