Menurut Tommy, klaim Azizah tidak bisa lantas begitu saja memutuskan rangkaian tahapan penjaringan.
Ia siap beradu gagasan dan konsep untuk menunjukkan siapa yang pantas diusung Hanura.
"Berikan kami kesempatan untuk diuji publik. Meski kami bukan siapa siapa tapi kami siap untuk diuji."
"Biar masyarakat yang menilai. Jangan dibiasakan namanya proses main potong ini," tegas Tommy.
Tommy tidak sepakat dengan cara Siti Nur Azizah meraih dukungan pusat, sementara proses penjaringan di tingkat DPC Hanura Tangsel masih berlangsung.
"Jangan dibiasakan namanya proses main potong ini pelajaran buat partai lain, jangan melakukan yang sama," tegas Tommy.
Sedangkan, bakal calon wali kota lain yang mendaftar di Hanura, Beben Nurfadilah, mengatakan, komunikasi politik dengan elit-elit partai di pusat adalah hal yang sah.
Ia menganggap pola serupa terjadi di partai lain bisa saja terjadi.
"Ya bisa aja motong di DPP, bisa saja kalau memang punya kekuatan atau hubungan yang lebih, bisa saja itu," jelas Beben melalui sambungan telepon.
Namun, Beben juga menegaskan agar para calon tetap beretika dengan mengikuti setiap tahapan penjaringan.
"Sudah ngeklaim ya, kalau menurut saya ta memang semua pada prinsipnya nanti semua penentuan di DPP. Ya tapi kan tahapan-tahapannya lah."
"Kalau kita sebagai orang yang beretikalah ya, ikutin dulu tahapan-tahapannya lah ya. Ini kan seolah-olah DPC merasa terlewati," ujar Beben melalui sambungan telepon.