Puluhan warga dan sejumlah pelajar tampak mengantar jenazah Sandi dan Sifa hingga ke pemakaman.
Dari sekian pelayat, tampak Kapolres Melawi AKBP Tris Supriadi.
"Kami mengucapkan dukacita yang mendalam,” ujar Tris.
Rencananya, selesai tamat sekolah menengah atas, Sandi akan mendaftar sebagai anggota kepolisian.
Sebagai persiapannya, saban hari Sandi latihan lari 5 sampai 6 kilometer dan push up 40 kali.
Dari informasi yang didapat Tribun Pontianak, latihan keras Sandi bahkan melebihi target.
Ingin Ucapkan Terima Kasih
Iwan tak menyangka, Dede masih bisa mengarang cerita kepada keluarga di saat ia melihat proses olah TKP.
Ia sempat meminta keluarganya untuk mengamankan Dede karena satu-satunya saksi saat kejadian.
Setelah Wita dan dua anaknya dianiaya, Iwan melihat pakaian Dede berbeda ketika awal bertamu.
Iwan menolak jika polisi hanya menjerat Dede dengan ancaman pidana 20 tahun penjara.
"Harus lebih, bahkan keluarga saya berharap hutang nyawa harus dibayar nyawa," ucap Iwan.
Dalam waktu dekat, ingin sekali Iwan menemui Dede dan mengucapkan terima kasih.
"Terima kasih atas perlakuan terhadap anak-anak-anak dan istri yang telah menganggap Dede sebagai keluarga," katanya lagi.
Sampai sekarang, Wita belum tahu kedua anaknya meninggal dan sudah dimakamkan satu liang lahat.
Iwan tak mengizinkan istrinya yang masih terbaring di rumah sakit, untuk menonton televisi.
Bahkan, ia masih belum kuat membuka ponsel pintarnya, karena tersimpang banyak video kenangan dengan dua buah hatinya itu.
"Mau pulang ke rumah pun masih tak mampu, karena di rumah itu banyak kenangan kedua anak."
"Saya masih terbayang kamar dan lemari yang isinya puluhan boneka," cerita Iwan menahan kesedihan mendalam.
Artikel ini disarikan dari kumpulan berita Tribun Pontianak dengan topik: Pembunuhan di Melawi