Hasil pengecekan di dalam rumah tersangka, polisi menemukan jasad APA sudah terikat di dalam sebuah lemari pakaian NF.
NF akan menjalani proses hukum dengan asas praduga tak bersalah lantaran masih di bawah umur.
"Tahanannya akan berbeda. Ia akan dipisahkan," terang Yusri.
Terinspirasi Film
Menurut Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto, pelaku terinspirasi adegan film pembunuhan yang sempat ditontonnya setahun lalu.
"Tersangka melakukan dengan kesadaran dan dia terinspirasi kalau berdasarkan tadi kita wawancara, dia terinspirasi oleh film," ucap Heru kemarin.
Menurut Heru, kasus ini unik karena NF dengan sadar mengakui dan tak menyesal telah membunuh teman kecilnya tersebut.
"Ini sedikit unik. Si pelaku dengan sadar diri menyatakan telah membunuh dan tidak menyesalinya, bahkan merasa puas," ungkap Heru.
Jenazah APA telah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, untuk diautopsi oleh tim medis.
Keluarga sudah memakamkan APA di pekuburan Karet, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020) siang.
Gambar Perempuan Diikat
Dari dalam rumah, polisi menemukan papan tulis dan buku catatan berisi curahan hati NF.
Wakil Kapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo menilai NF sebagai anak yang cerdas.
"Di TKP yang pertama kami menemukan papan curhat," ungkap Susatyo saat olah TKP di depan rumah tersangka.
"Anak ini cukup cerdas, berkemampuan bahasa Inggris cukup baik dan dia mengungkapkan berbagai perasaannya itu di dalam berbagai tulisan," imbuh dia.
Susatyo menduga, NF telah merencakan pembunuhan terhadap APA di rumahnya sendiri.
Di salah satu lembaran buku catatan, ada gambar perempuan dalam kondisi terikat.
Dalam kasus ini yang lebih menarik, semua ungkapan dan curahan hati NF sudah tergambar di dalam buku catatannya.
"Lalu ada tulisan 'keep calm and give me torture (tenanglah dan biarkan aku menyiksa," terang Susatyo sambil menunjukkan buku catatan milik korban.
Semua barang bukti di lokasi pembunuhan APA sementara masih diperiksa dan dipelajari pihak kepolisian.
"Ini akan menjadi bahan-bahan yang akan kami kumpulkan dari TKP untuk bisa kami kaji," kata dia. (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci/Muhammad Rizki Hidayat)