TRIBUNJAKARTA.COM - Orang terpaksa tinggal di rumah demi memutus rantai penularan Covid-19.
Aktivitas bekerja di kantor maupun belajar di sekolah kini dipidahkan di rumah.
Tak terasa, bekerja dan belajar di rumah sudah dijalani lebih dari satu bulan.
Kini banyak orang merasakan kesepian karena bekerja di rumah.
Merasa kesepian di tempat kerja bisa menjadi masalah, bahkan saat semua orang bekerja di kantor.
Namun, transisi secara tiba-tiba --dalam hal ini work from home-- dapat meningkatkan risiko kesepian.
"Jika kita telah bekerja dengan orang, memiliki konektivitas dan pertemuan tatap muka, serta terbiasa atas lingkungan itu, lalu tiba-tiba bekerja dari jauh, disertai sedikit hubungan, ini menciptakan masalah besar," kata Ben Fanning, penulis "The Quit Alternative: The Blueprint for Creating the Job You Love Without Quitting."
Ia mengibaratkan perasaan kesepian itu seperti saat kita berada di pulau terpencil.
Bahkan jika kita bekerja dari rumah dengan pasangan dan anak-anak berlarian di sekitar kita, kita masih bisa merasa kesepian.
Penelitian menunjukkan, kesepian di tempat kerja merusak kinerja.
Kita akan menjadi pekerja yang kurang efektif, rekan kerja menganggap kita sulit dijangkau dan berhenti bekerja sama.
"Semakin kita kesepian, semakin buruk kinerja kita. Kita makin kurang berkomitmen dengan perusahaan tempat kita bekerja, " kata Sigal Barsade, profesor manajemen di The Wharton School, University of Pennsylvania.
Rasa kesendirian dan kesepian mengarahkan seseorang pada perilaku yang menyebabkan situasi menjadi lebih buruk dari sebelumnya.
"Begitu kita kesepian, kita lebih waspada secara sosial dan mulai kehilangan keterampilan sosial kita," kata Barsade.
Kita bisa saja mulai mengungkapkan hal-hal pribadi secara berlebihan di media sosial, atau sebaliknya.