Saat kejadian, tetangga sekitar rumahnya juga tidak ada yang mendengar suara gaduh maupun suara gonggongan anjing peliharaan, sehingga tidak ada saksi yang mengetahui secara langsung.
Padahal, pelaku pembobolan merusak gembok pintu pagar rumah dan mencungkil kunci pintu utama untuk dapat masuk ke dalam.
"Saya kan punya anjing di belakang, kata tetangga enggak ada gonggong, padalah biasanya kalau kita datang menggonggong, jadi dia (pelaku) datang ambil perhiasan yang ada di kamar lalu pergi," terangnya.
Kawasan tempat tinggalnya kata Wilson, memang cenderung sepi, kondisi ini tentunya membuat pelaku kejahatan lebih leluasa.
"Keadaanya jadi enggak terlalu ramai, sepi, apalagi kalau sore-sore itu jalanan sudah jelas enggak ada yang keluar, kita memang enggak tau maling masuknya jam berapa," tutur Wilson.
Baca juga: Kasusnya Tak Diproses Diungkit Habib Rizieq, Ade Armando: Saya Berulang Kali Dipanggil Polisi
Baca juga: Cuma Sepekan Zona Kuning, Kabupaten Tangerang Masuk Zona Oranye Lagi Karena Ini
Baca juga: Anies Baswedan Penuhi Panggilan Polisi Terkait Acara Pernikahan Putri Rizieq Shihab
Rawan Aksi Kejahatan
Wilson Sihombing pemilik rumah mengatakan, lingkungan tempat tinggalnya sepanjang 2020 ini memang cukup rawan aksi kejahatan serupa.
"Jadi sebelum kejadian di rumah saya, sebelumnya ada juga rumah di belakang sana, sama satu lagi rumah pak Butarbutar di depan gang sana," kata Wilson saat dijumpai di kediamannya, Senin (16/11/2020).
Dia yang sudah menetap di perumahan tersebut sejak 1987 mengaku, kerawanan di pemukimannya mucul baru-baru ini saja.
"Saya tinggal di sini sejak tahun 87 (1987), sebelum-sebelumnya enggak pernah ada (pembobolan rumah), baru tahun ini aja rawannya," ungkapnya.
Adapun pola yang dilakukan dari tiga kejadian pembobolan rumah menurut Wilson hampir sama, pelaku merusak kunci pintu untuk masuk ke dalam rumah.
"Polanya sama dirusak pintu, sepertinya pakai linggis, malah kejadian yang sebelum di rumah saya dia siang-siang sekitar jam 12an," tutur Wilson.
Komplek perumahannya memang terbilang sepi, ditambah minim fasilitas pengamanan seperti kamera pengintai atau CCTV lingkungan.
"Keadaanya jadi enggak terlalu ramai, sepi, apalagi kalau sore-sore itu jalanan sudah jelas enggak ada yang keluar, kita memang enggak tau maling masuknya jam berapa," ucapnya.
Kemudian jika memasuki malam hari, akses jalan di komplek perumahan juga ditutup portal, hanya menyisahkan satu akses yang dijaga sekuriti.
Wilson menduga, pelaku pencurian di rumahnya beraksi pada siang hari sehingga memudahkan mereka untuk melarikan diri.
"Kalau malam aja diportal, tapi kalau siang hari dibuka semua, makanya saya curiga dia melakukannya siang hari, karena keadaan di sini sepi," terangnya.