Mujilah menjelaskan kronologi dentuman yang terjadi Kamis (28/1/2021) sekitar pukul 22.15 WIB itu.
Mujilah mengatakan, sebelum diketahui dentuman bongkahan batu diduga meteor jatuh di bagian samping belakang rumahnya, ia baru saja pulang dari mengantar sang suami, Muhtajam.
"Saya pulang anter suami terapi di Metro. Pulang sekitar pukul 21.00 WIB sampai rumah. Tidak berapa lama terdengar suara gemuruh seperti dentuman keras di udara. Awalnya saya berpikir itu ban mobil pecah atau apa," kata Mujilah, Jumat (29/1/2021).
Setelah itu dalam hitungan detik terdengar lagi suara dentuman keras sebanyak tiga kali.
 Mujilah, pemilik rumah tempat batu diduga meteor jatuh di Punggur, Lampung Tengah, Jumat (29/1/2021). (Tribunlampung.co.id/Syamsir Alam)
Ia mendengar seperti sesuatu menghantam bagian rumahnya.
"Saya keluar bawa senter. Lihat ke bagian sini (samping rumah), tapi tidak ada apa-apa. Di luar juga banyak orang berkumpul bertanya tentang suara dentuman yang terdengar sangat dekat," jelasnya.
Saat di bagian samping rumah yang terkena bongkahan batu, ia melihat sejumlah genting rumahnya ambrol.
Di bagian bawah ada batu yang terlihat masih mengeluarkan asap.
"Waktu itu banyak orang juga yang ke situ (samping rumahnya yang terkena bongkahan batu meteor), tapi mereka gak berani ambil batu itu," jelasnya.
Perempuan paruh baya itu akhirnya memberanikan diri untuk mengambil bongkahan batu sebesar kepalan tangan orang dewasa itu.
"Waktu saya ambil batunya masih hangat. Bentuknya seperti bongkahan yang pecah gitu, warnanya hitam, ada bintik-bintik putih kecil di sekelilingnya," ujar Mujilah.
Pada malam itu, ada ratusan orang sekitar kampung yang berdatangan ke rumah Mujilah.
Pada saat itu batu masih disimpan di rumah Mujilah.
Mujilah menerangkan, dirinya tak mendapat firasat apa-apa terkait bongkahan batu diduga meteor yang akan menimpa rumahnya.
"Batu sekarang di rumah Pak Bayan (kepala dusun), diamankan di sana. Kalau saya terserah batu itu mau diapain nantinya," ujar Mujilah.