Ziarah Makam

Ini Sebagian Karomah Habib Kuncung di Rawajati: dari Kisah Kereta Api hingga Tukang Delman

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gapura bertuliskan Makam Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad atau Habib Kuncung di Jalan Rawajati Timur II, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (14/4/2021).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN - Para habaib memiliki sejumlah karomah atau kejadian di luar nalar manusia. Tak terkecuali, Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad atau disebut dengan Habib Kuncung. 

Sejumlah karomah ini berasal dari turun temurun keluarga habaib yang didengar oleh Khodim (Penjaga dan Pengurus Makam Habib Kuncung), Muhammad Bagus Hidayatullah.

Ia bercerita bahwa kisah karomah yang paling populer dikenal oleh masyarakat luas adalah kisah kereta api.

Baca juga: Kisah Masyhur Habib Kuncung yang Jenazahnya Sempat Tak Bisa Diangkat, Ini Alasannya

Kisah itu berawal saat Habib Kuncung hendak ke Bogor menggunakan kereta.

Saat itu, kebanyakan penumpang di dalam kereta berasal dari bangsawan Eropa. 

Begitu Haji Kuncung masuk ke dalam gerbong kereta, seorang kondektur menegur dan melarangnya untuk naik.

"Kamu orang biasa, kamu turun," cerita Bagus.

Usai turun, Habib Kuncung pun pergi. Namun, kereta tak bisa berjalan. Pihak kereta sampai mendatangkan mekanik terbaiknya untuk melihat kerusakan di dalam kereta.

Baca juga: Makam Habib Kuncung Memiliki Tiga Gentong Berisi Air Barokah: Dipercaya Bisa Sembuhkan Penyakit

Nyatanya, tidak ada kerusakan apapun di dalam kereta. Bahkan, kondisi kereta masih baik.

Hingga sore hari, kereta tak bisa jalan. Seorang pribumi dari luar kereta kemudian bertanya kepada kondektur. Kondektur akhirnya merasa bahwa kereta tak bisa berjalan lantaran telah mengusir seorang calon penumpang keturunan arab.

Pribumi itu menganjurkan kepada pihak kereta untuk mencari orang tersebut sampai ketemu.

Akhirnya, pihak kereta meminta maaf kepada Habib Kuncung. Habib Kuncung akan memaafkannya tetapi dengan satu syarat. Syaratnya ialah pihak kereta memberikan 1.000 Gulden kepadanya.

"Pihak kereta kemudian memberikan duit itu kepada Habib Kuncung. Habib Kuncung menendang kereta itu, lalu seketika bisa berjalan," lanjutnya.

Uang yang diberikan pihak kereta kemudian dibagi-bagikan oleh Habib Kuncung kepada fakir miskin sampai habis tak bersisa.

Halaman
123

Berita Terkini