Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, PADEMANGAN - Jakarta dan permasalahan sosialnya yang tak kunjung usai menjadi makanan sehari-hari bagi Nur'ain Abdullah (31).
Perempuan yang akrab disapa Nuy itu sudah khatam betapa kerasnya jalanan Ibukota dari pekerjaannya sebagai Petugas Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Suku Dinas Sosial Jakarta Utara.
Selama lima tahun belakangan, Nuy mengemban tugas pokok menjaring para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Orang dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) dari jalanan Jakarta Utara.
Nuy memutuskan mendaftar sebagai petugas P3S setelah dirinya menyadari betapa peliknya permasalahan sosial yang ada.
Menjalani arti namanya, Nur'ain memilih menjadi 'cahaya' di tengah-tengah gelapnya jalanan Jakarta Utara.
Rasa kasihan pelan-pelan mencerahkan. Nuy yang tak kuasa melihat para PMKS di jalanan akhirnya bersikeras menjadi petugas lapangan.
Keinginannya hanya satu: memanusiakan manusia.
Baca juga: Final El Clasico Indonesia di Piala Menpora, Laga Persija Vs Persib Bakal Dipimpin Wasit FIFA
Baca juga: Keluhan Alat Vital Sakit Bongkar Aksi Pria Cabuli Bocah Saat Bermain dengan Anaknya
Baca juga: Persija Jakarta Ingin Beri Kado Trofi Piala Menpora 2021 untuk Jakmania yang Berjuang Lawan Covid-19
"Awalnya karena ngelihat kayak pengamen, PMKS gitu, kadang-kadang suka kasihan," kata Nuy saat ditemui di Pospol Bintang Mas, Pademangan, Jakarta Utara, Rabu (21/4/2021).
"Cuman kadang-kadang kalo disadarin nggak baik juga buat kitanya. Jadi, ada untuk kita kan sebagai petugas P3S itu untuk memanusiakan manusia," ucap dia.
Nuy ingin mengubah kondisi orang-orang penghuni jalan menjadi lebih baik.
Sesuai perannya, pertama-tama Nuy melayani.
Sebagai petugas lapangan, Nuy kerap kali menemukan orang-orang terlantar yang dibantunya pulang ke rumah masing-masing.
"Misalnya ketemu PMKS atau gelandangan, kita harus nolongin mereka," kata Nuy.
"Kalo umpamanya orang terlantar, mereka kan mau pulang, kita harus bikin surat dari kepolisian dulu. Nanti dari kepolisian kita bawa ke Sudin Sosial, dari situ langsung dibawa ke Dinas Sosial untuk dilakukan pemulangan," jelas dia.
Tugas pokok lainnya ialah pengawasan.
Nuy dan para petugas P3S lainnya rutin menggelar razia untuk menjaring para PMKS dan ODMK dari jalanan.
Baca juga: Final El Clasico Indonesia di Piala Menpora, Laga Persija Vs Persib Bakal Dipimpin Wasit FIFA
Usai pengawasan, tugas pengendalian sosial pun berjalan.
Orang-orang jalanan yang terjaring razia kemudian dikirimkan ke panti sosial guna mendapatkan pembinaan keterampilan, agama, sosial, hukum, dan psikologi.
Kemudian, mereka yang telah dibina akan dikembalikan ke lingkungan sosialnya dengan harapan menjalani kehidupan yang lebih baik.
"Pengennya mau melindungi mereka, jangan sampai keluarga mereka, anak-anak mereka ini jadi seperti mereka. Pengennya jadi orang yang sukses," kata Nuy.
Baca juga: Evelyn, Penyelam Wanita di JAQS : Perempuan Itu Tidak Lemah, Perempuan Itu Kuat
Teladani Kartini
Di tengah sulitnya menangani masalah sosial yang ada, Nuy mengaku bangga menjadi petugas P3S perempuan.
Terlebih karena dirinya mampu bertahan melawan kerasnya jalanan selama lima tahun ini.
Apalagi, Nuy dan sejumlah petugas P3S lainnya dipercaya menangani para PMKS dan ODMK tertentu.
"Sebagai perempuan sendiri, kita diterjunkan untuk tugas-tugas tertentu. Misalnya kebanyakan kayak PMKS lansia, terus kayak ODMK gitu, ada yang telanjang bulat, jadi harus dari kitanya, kan nggak mungkin yang P3S cowok," ucap dia.
"Jadi dikhususkan untuk PMKS atau ODMK yang perempuan lah kita ditugaskan di lapangan," sambungnya.
Karenanya, memaknai Hari Kartini, Nuy sedikit banyak meneladani sosok Pahlawan Nasional tersebut.
Nuy melihat Kartini sebagai sosok yang kuat dan tangguh.
"Kalo meneladani ya meneladani. Saya melihatnya sosok Kartini itu tangguh dan kuat," ucap Nuy.
Sosok Kartini yang kuat dan tangguh diaplikasikannya ketika bertugas di lapangan.
Nuy kerap kali dihadapkan dengan amukan para PMKS dan ODMK di tengah-tengah razia.
Baca juga: Final El Clasico Indonesia di Piala Menpora, Laga Persija Vs Persib Bakal Dipimpin Wasit FIFA
Sebisa mungkin, Nuy akan menghadapi pemberontakan atau bentakan dengan kepala dingin.
Meski demikian, di momen-momen tertentu, Nuy kelepasan hingga akhirnya meluapkan emosinya.
Seperti yang terjadi bertahun-tahun lalu, saat rekan Nuy yang juga petugas P3S perempuan, menerima bogem mentah dari seorang pengamen pria.
"Pas razia, ada kejadian pengamen pas dimasukin ke dalam mobil kan untuk kita bina ya. Tiba-tiba, si PMKS pengamen ini dia melukai teman saya," kata Nuy.
"Teman saya ini cewe. Yang melukai ini pengamen pria. Dia nonjok teman saya," kata Nuy.
Tak tega melihat temannya dipukul pengamen, Nuy akhirnya bertindak tegas terhadap PMKS itu.
"Dari situ udah saya selamatkan teman saya, terus yang pengamen ini kita hajar saja. Kan dia udah melukai teman saya gitu," katanya.
Baca juga: Anies Terapkan Jam Malam, Keluar Masuk RT di Zona Merah Covid-19 Dibatasi sampai 20.00 WIB
Nuy berharap apa yang dikerjakannya sebagai petugas P3S bisa berdampak positif terhadap kondisi Ibukota.
Ia pun meyakini pasti ada sedikit banyak PMKS maupun ODMK yang pernah ditanganinya bisa memiliki kehidupan yang lebih baik.