Nada bicaranya pun makin meninggi sambil tetap menyatakan bahwa Covid-19 tidak nyata.
"Enggak ada Covid-19 pak, enggak ada. Kalian (petugas) itu cuman nyusahin masyarakat doang."
"Kenapa pak? Saya masyarakat, punya hak. Kalian boleh punya hukum, tapi kalau nyusahin masyarakat buat apa?" lanjut pelaku.
Selama lebih dari 30 menit petugas gabungan bergantian berulang kali menjelaskan bahwa razia masker yang mereka lakukan sesuai aturan.
Saat satu petugas memberikan masker agar dikenakan, pelaku tetap menolak memakainya.
Ia memilih memacu motornya meninggalkan petugas.
Baca juga: Polisi Telisik Unsur Pidana Dalam Kasus Dugaan Pemukulan Nurhadi Terhadap Petugas Rutan KPK
Kasatpol PP Kelurahan Rambutan Bronson Sitompul menyesalkan tindakan pelaku.
Pasanya, pelaku tidak hanya menolak sanksi tapi juga memaki petugas gabungan.
"Saat kejadian petugas mengedepankan imbauan karena memang pelaku tidak bermasker," ucap Bronson.
"Terus dari bapak Polisi dan Babinsa memberi pengerahan, tapi pelaku ngotot tidak percaya Covid-19," beber dia.
Pihaknya juga menjelaskan, bahwa sanksi denda administrasi sebesar Rp 250 ribu atau kerja sosial menyapu jalan sesuai dengan aturan Pemprov DKI Jakarta.
Tapi pelaku yang mengaku anak prajurit TNI kepada petugas tetap menolak sanksi.
Pelaku pun berkilah buru-buru karena hendak menjemput anaknya pulang sekolah.
Petugas sudah mengingatkan pelaku pelanggaran soal aturan sanksi sesuai Pergub nomor 3 tahun 2020.
Intinya, pelanggar mendapat sanksi kerja sosial dan denda Rp 250 ribu.
"Tapi pelaku tetap menolak dan kabur saat kita bawa ke pos," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Pria di Ciracas Tolak Sanksi Razia Masker: Mengaku Anak Anggota TNI, Tak Percaya Covid-19, .
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Sosok H, Pria Semanggi Solo yang Nekat Pukul Polisi di Razia Prokes : Bukan ODGJ, Pernah Rusak Kafe,