TRIBUNJAKARTA.COM - Juminto begitu bangga akan perjuangan sang anak yang bisa menjadi seorang prajurit TNI.
Adapun Juminto kesehariannya adalah sebagai penjual bakso.
Juminto berasal dari Wonogiri, Jawa Tengah, namun sejak tahun 1987 silam, dia bertransmigrasi ke Kalimantan.
Di perantauan, Juminto berjualan bakso demi menghidupi keluarga.
Awalnya, Juminto berjualan keliling hingga akhirnya menyewa tempat untuk membuka warung bakso.
Baca juga: Gigihnya Perjuangan Anak Tukang Bakso Demi Masuk TNI, 6 Kali Gagal Akhirnya Berhasil Jadi Tentara
"Awalnya keliling 7 tahun, didorong jualannya," kata Juminto dilansir TribunJakarta.com dari Youtube TNI AD, Selasa (24/8/2021).
Meski dirinya berprofesi sebagai tukang bakso, anak kandung Juminto sukses menjadi seorang prajurit TNI.
Sang anak, yakni Dodi Wardiono adalah prajurit TNI AD berpangkat Sersan Dua yang bertugas di Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad).
Juminto mengakui bahwa menjadi seorang prajurit TNI adalah cita-cita sang anak sejak kecil.
"Dari usia 7 tahun anak saya mau jadi tentara," kata Juminto.
Untuk mewujudkan mimpinya itu, kata Juminto, sang anak rutin menggenjot latihan fisik setiap harinya.
"Sehari dua kali lari, pagi sama sore. Memang yang dikejar itu olahraga," ucapnya.
Kendati begitu, awalnya Juminto meragukan jika anaknya bisa menjadi seorang TNI.
Bukan karena masalah fisik dan kemampuan sang anak, meelainkan di pikirannya, jika ingin menjadi seorang prajurit TNI harus mengeluarkan biaya besar.
Baca juga: Pernah Beragam Kerja Serabutan Demi Bantu Keluarga, Pria Ini Buat Ibu Terharu Saat Lolos Tes Polisi
"Katanya kan masuk tentara perlu biaya besar, saya gamampu bayar.