Cerita Tukang Bakso Kebingungan Temukan Anaknya Saat Kelulusan TNI AD: Mukanya Loreng Semua

Penulis: Elga Hikari Putra
Editor: Yogi Jakarta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juminto bersama sang anak, Serda Dodi Wardiono yang sukses menjadi prajurit TNI AD. Pria yang berjualan bakso ini sempat kebingungan mencari anaknya ketika kelulusan pendidikan bintara TNI AD.

Ternyata itu bohong, ternyata jadi tentara enggak pakai biaya," kata Juminto yang nyatanya sang anak sukses menjadi seorang prajurit TNI AD tanpa mengeluarkan uang sepeserpun.

Bingung Temukan Anak

Ada terselip cerita tak terlupakan di benak Juminto saat kelulusan sang anak menjadi prajurit TNI.

Serda Dodi Wardiono saat bertugas di Dispenad. (Youtube TNI AD)

Saat itu, Juminto dan keluarganya datang untuk melihat proses kelulusan sang anak.

Namun dia justru bingung dan tak berhasil menemukan sang anak karena postur dan wajah para siswa yang semuanya dicoreng loreng sehingga sulit dibedakan.

"Ketika orangtua lain sudah ketemu, saya belum ketemu.

Akhirnya ada yang ngasih tahu itu anak bapak, kalau enggak dikasihtau orang, enggak ketemu," tuturnya.

Di mata Juminto, Serda Dodi Wardiono adalah sosok anak yang pekerja keras dan begitu menyayangi keluarga.

Sejak kecil, Dodi sudah membantu dirinya berjualan bakso.

Baca juga: Anak Tukang Cukur Lolos Masuk Akmil, Awalnya Kaget dengan Kehidupan Taruna: di sini Tak Bisa Santai

"Dari SD dia sudah bantu dagang, pas pulang sekolah," kata Juminto.

Sebagai seorang tukang bakso, Juminto mengaku begitu bangga dengan perjuangan sang anak.

Bahkan, saat Dodi dinyatakan lulus pendidikan TNI, Juminto langsung menggelar syukuran di rumahnya hingga menanggap gamelan dan mengundang para tetangga.

"Sampai di kampung itu syukuran, saya juga kaget, disuruh pulang, pas kebetulan itu acaranya," kata Serda Dodi mengingat kebanggaan sang ayah akan dirinya.

Serda Dodi Wardiono dikunjungi keluarganya saat usai mengikuti pendidikan bintara TNI AD. Dia adalah anak tukang bakso yang sukses jadi prajurit TNI AD. (Youtube TNI AD)

Juminto menuturkan, sang anak hanya bisa pulang mudik dua kali dalam setahun.

Kendati harus berpisah jauh dengan sang anak yang berdinas di Jakarta, Juminto tak pernah lupa mendoakan untuk kehidupan buah hatinya.

Halaman
123

Berita Terkini