Selain faktor curah hujan yang tinggi, dugaan lainnya adalah burung-burung tersebut mati karena keracunan pestisida.
Baca juga: Ada Kandungan Gas Alam, Semburan Air Lumpur di Jatisampurna Bekasi Terjadi Akibat Galian 70 Meter
Hal itu diketahui setelah tim dari BKSDA melakukan penyelidikan dan mengetahui perilaku masyarakat di sekitar Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.
Warga disebut menggunakan pestisida nonalami. "Jadi dugaan saya adalah burung-burung tersebut keracunan dari pestisida tersebut," tutur dia.
Saat mencari makan, kata dia, burung pipit pasti bergerombol dari ratusan sampai ribuan ekor.
Kemudian, burung pipit itu mencari makan di tanaman padi yang baru tumbuh, yang mungkin saja baru selesai dilakukan penyemprotan pestisida.
Sehingga mengakibatkan keracunan pada kawanan burung tersebut.
BKSDA berencana akan melakukan penyuluhan kepada warga setempat untuk selalu berhati-hati saat melakukan penyemprotan pestisida.
Tujuannya, untuk tetap menjaga habitat satwa liar yang ada di sekitar warga.
"Tidak hanya burung, yang lain juga menjadi perhatian masyarakat sekitarnya," pungkas dia.
Sebelumnya diberitakan, video yang memperlihatkan ratusan burung pipit jatuh berhamburan ke tanah, viral di media sosial, Kamis (9/9/2021).
Dalam unggahan disebutkan, fenomena itu terjadi di sebuah kuburan atau setra di Banjar Sema Pring, Kabupaten Gianyar, Bali.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Ratusan Burung Pipit Mati Misterius di Balai Kota Cirebon, 'Baru Pertama Kali Terjadi' dan di Kompas.com dengan judul "Fenomena Ratusan Burung Pipit Mati Terjadi di Cirebon, Ini Dugaan Penyebabnya"