"Jadi, karena data mereka sudah kita dapat, keesokan harinya saya menelepon mereka untuk menawarkan ulang," papar Desi.
Saat ditanyai terkait data pribadi masyarakat yang didapat dari salah satu bank, Desi mengaku tidak mengetahuinya.
"Saya tidak tahu data pelanggan itu didapat dari mana. Pokoknya ketika mereka hanya login saja, sistem otomatis sudah memiliki informasinya," ucapnya.
"Tugas saya hanya menelepon orang-orang yang datanya sudah ada tapi tidak melakukan apa-apa. Saya hanya menawarkan ulang," tutup Desi.
Teror dengan Gambar Porno
Dari pemeriksaan polisi, ditemukan bukti karyawan fintech tersebut mengirimkan gambar-gambar porno untuk mengancam nasabahnya.
Hal itu dilakukan untuk mendesak para nasabah dapat membayar hutangnya yang memiliki bunga tidak masuk akal.
Baca juga: Kantor Pinjol Ilegal Digerebek Polisi di Jakarta Pusat, Semua Karyawan Angkat Tangan
Yusri Yunus mengatakan pinjol yang dinaungi oleh PT ITN ini telah meresahkan masyarakat Kota Tangerang.
Selain bunga yang tinggi, perusahaan ini juga kerap menagih peminjam bila angsurannya telat dengan kata-kata yang tidak etis.
"Ini masih kita dalami, termasuk juga ancaman dengan kata yang kurang etis," kata Yusri di lokasi.
Yusri mengungkapkan, penagih juga sering menyebar data pribadi si peminjam.
Cara tersebut kurang ampuh, maka penagih akan menyebar foto-foto pornografi.
Ada tiga bagian utama dari kantor pinjol ini, yakni tim analis, telemarketing, dan kolektor (penagih).
Untuk penagihan, mereka mendatangi langsung nasabah disertai ancaman apabila tidak membayar.
"Lalu penagihan kolektor melalui medsos atau telepon dengan ancaman gambar pornografi."