Kejamnya Herry Wirawan, Biarkan Korban yang Hamil Hidup Gotong Royong Saling Urus Sampai Melahirkan

Penulis: Siti Nawiroh
Editor: Yogi Jakarta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guru pesantren boarding school bernama Herry Wirawan di Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, rudapaksa 12 santri hingga melahirkan 8 anak dan dua santri tengah mengandung, mengejutkan banyak pihak.

TRIBUNJAKARTA.COM - Santriwati korban guru ngaji di Bandung, Herry Wirawan hidup bergotong royong saling bantu ketika hamil sampai melahirkan.

Setelah memperkosa hingga hamil, Herry Wirawan disebut menempatkan korbannya untuk tinggal di suatu tempat.

Ada 12 santriwati yang menjadi korban kebejatan Herry Wirawan. Beberapa di antaranya hamil dan melahirkan bayi.

Herry Wirawan melakukan aksi bejatnya di banyak tempat, hotel, apartemen, hingga di sebuah kamar di Pesantren Tahfidz Madani.

Muncul fakta menyedihkan terkait korban pemerkosaan Herry Wirawan.

Baca juga: Ritual Ini Dijalankan Herry Wirawan Sebelum Rudapaksa 12 Santriwati, Korban Tegar Beri Kesaksian

Herry Wirawan ternyata sudah menyiapkan tempat khusus untuk para santriwatinya yang hamil.

Di tempat tersebut, para korban saling membantu mengurus diri dari hamil sampai melahirkan.

“Mereka ngurus diri mereka sendiri di sana, tidak ada pengurus yayasan, hanya dia (pelaku) yang ada, tidak ada orang lain,” jelas Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut, Diah Kurniasari Gunawan dikutip dari Kompas.com.

Guru pesantren bejat Herry Wirawan (Istimewa)

Menurut Diah tak hanya soal memasak, para korban juga gotong royong menjaga anak hingga mengantar kawan mereka yang hendak melahirkan.

“Ada yang mau melahirkan, diantar oleh mereka sendiri,"

"Saat ditanya mana suaminya, alasannya suaminya kerja di luar kota,"

"Jadi begitu selesai melahirkan, bayar langsung pulang, tidak urus surat-surat anaknya,” katanya.

Dikatakan Diah, selain tempat mereka belajar di Cibiru yang juga jadi tempat mereka tinggal, pelaku juga menyediakan satu rumah khusus yang biasa disebut basecamp.

Tempat tersebut dijadikan rumah tinggal bagi anak yang baru saja melahirkan hingga kondisinya benar-benar pulih.

“Jadi di lingkungannya, saat ditanya bayi-bayinya anak siapa, mereka bilang anak yatim piatu yang dititipkan,” katanya.

Halaman
123

Berita Terkini