A juga memanfaatkan uang pencairan KLJ untuk membeli sabu yang dikonsumsinya sendiri.
Bahkan, A mengajak sejumlah teman-temannya ke lantai atas rumah Mak Mben untuk memakai sabu.
"Iya makanya seperti itu. Mak Mben terkulai lemah di kasur, tapi si A ajak teman-temannya masuk ke lantai atas rumah. Lebih dari tiga orang masuk ke dalam," katanya.
Rois pun mengatakan hal senada bahwa kartu bantuan tersebut dipakai sang cucu untuk digunakan membeli narkoba.
"Kini keseharian bu Mben hanya berharap dari uluran tangan tetangga serta pengurus wilayah. Sebab, kartu bantuan pemerintah yang didapati kini hilang raib akibat kenakalan cucunya yang tersandung narkoba," pungkasnya.
Kisah pilu Mak Mben
Nenek Mben (75) hidup memprihatinkan di Tambora, Jakarta Barat.
Di penghujung usianya, Mak Mben, panggilannya, terpaksa hidup sebatang kara. Tanpa suami, anak dan cucunya.
Untuk makan dan minum saja, ia mengharapkan belas kasihan dari warga sekitar yang menaruh iba terhadapnya.
Rumah Mak Mben, berada di sela rumah-rumah kecil yang berjejalan di kelurahan Tanah Sereal, Tambora, Jakarta Barat.
Saking padatnya, jalan serupa labirin menuju rumah kecilnya itu perlahan gelap lantaran cahaya matahari terhalang oleh atap rumah yang berdempetan.
Baca juga: Tinggal di Rumah Reyot Nyaris Ambruk, Ini Permintaan Taang Warga Miskin Menteng Buat Pemerintah
Menuju rumah Mak Mben juga terbilang sulit. Rumahnya berada di gang dalam gang.
Ketika menyusuri gang nan gelap, akses jalan menuju rumahnya dipepet oleh celah yang lebih sempit.
Lebar jalannya hanya selebar diameter tubuh manusia saja. Rumahnya berada di ujung gang sempit itu.
Suasana di rumah Mak Ben sangat lah gelap. Penerangan di ruangan sekitar 2 meter x 3 meter itu hanya mengandalkan satu bohlam yang diletakkan di atas meja.