Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIRACAS - Menjadi tunanetra bukan halangan bagi Wahyu Wulandari (26) dan Muhamad Nur (36) untuk membantu sesama pada momen mudik Idulfitri 1444 Hijriah.
Sejak arus mudik Idulfitri 1444 Hijriah mereka menjadi terapis bantuan pada posko mudik Baznas Bazis DKI Jakarta di Terminal Kampung Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.
Di posko mudik Baznas Bazis DKI Jakarta yang berada di ruang tunggu keberangkatan Terminal Kampung Rambutan mereka memberikan layanan pijat relaksasi gratis.
Sedari pemudik yang sedang menunggu keberangkatan, awak bus antar kota antar provinsi (AKAP), pegawai perusahaan otobus (PO), hingga petugas jaga antre demi mendapat pijat relaksasi.
Di saat banyak orang mudik dan bercengkerama bersama keluarga saat Idulfitri 1444 Hijriah, Wulandari dan Muhammad Nur sibuk membantu warga di Terminal Kampung Rambutan.
"Sudah satu minggu di sini sebagai terapis pijat. Kesan-kesannya senang bisa membantu pemudik di sini merelaksasikan badan biar enggak pegal-pegal," kata Wulandari, Senin (24/4/2023).
Sebagai terapis pijat di posko mudik Baznas Bazis DKI Jakarta, kemampuan Wulandari sudah tidak diragukan karena sehari-harinya dia bekerja sebagai terapis pijat dan bekam.
Kemampuan Wulandari memijat didapat dari pendidikannya selama di Panti Sosial Tunanetra Bina Cahaya Bathin, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.
Baca juga: Jadwal One Way, Contra Flow, dan Ganjil-Genap Saat Arus Balik Lebaran, Pemudik Jangan Sampai Salah
"Kalau di sini area yang dipijat pundak dan leher, durasinya selama 15 menit. Biasanya yang datang itu pegal-pegal, masuk angin. Kalau keluhannya kolesterol dan lain kita kasih obat," ujarnya.
Layanan pijat gratis diberikan Wulandari di posko mudik Terminal Kampung Rambutan disambut antusias, terbukti dari banyaknya warga yang antre untuk mendapatkan layanan.
Wulandari menuturkan pada Senin (24/4) atau H+1 Idulfitri 1444 Hijriah sejak pagi hingga sekira pukul 11.00 WIB saja dia sudah memijat sebanyak 10 orang di posko mudik Baznas Bazis.
"Karena sudah biasa mijat jadi senang saja. Saya di sini sudah dari tanggal 18 (April). Dari Baznas Bazis sendiri dapat bayaran untuk mijat di sini (posko mudik)," tuturnya.
Wulandari berharap dengan kehadirannya di posko mudik dia dapat merubah anggapan masyarakat yang masih memandang penyandang disabilitas dengan sebelah mata.
Dia berharap penyandang disabilitas lain, khususnya yang masih berusia muda dapat memiliki semangat dan tidak kehilangan cita-cita untuk mewujudkan mimpi mereka.