Bus TransJakarta Kembali Celaka, Kenneth DPRD DKI Desak Evaluasi Total Armada dan Jam Kerja Sopir
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth menyoroti kecelakaan yang melibatkan Transjakarta.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM - Serangkaian kecelakaan yang melibatkan bus TransJakarta dalam beberapa pekan terakhir menimbulkan kekhawatiran publik.
Insiden yang menyebabkan korban luka itu memicu desakan agar manajemen memperketat standar keselamatan armada.
Kasus terbaru, bus Transjakarta menabrak kios pedagang dan rumah di Jalan Raya Stasiun Cakung, Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur pada Jumat (19/9/2025).
Dalam kecelakaan ini, terdapat enam korban luka, yakni 4 orang pelanggan, 1 orang pramudi, dan 1 orang warga.
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth menilai, kejadian tersebut harus menjadi alarm serius yang ditindaklanjuti dengan langkah konkret, bukan sekedar malah mencari pihak yang bersalah.
"Saya sangat prihatin dengan maraknya kecelakaan yang melibatkan bus TransJakarta belakangan ini.
Transportasi massal seharusnya memberikan rasa aman bagi warga, bukan malah menambah kekhawatiran,” tegas Kenneth, Senin (22/9/2025).
Kenneth mendorong manajemen TransJakarta untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh. Mulai dari kualitas armada, sistem perekrutan dan pelatihan pengemudi, hingga pengawasan operasional di lapangan.
"Evaluasi itu sangat penting agar kejadian serupa tidak terus berulang," ketus Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta itu.
Selain itu, Kenneth juga menekankan pentingnya kerja sama antara TransJakarta, Dinas Perhubungan, dan pihak kepolisian dalam meningkatkan standar keselamatan serta disiplin berlalu lintas.
Menurutnya, teknologi pendukung seperti sensor dan kamera pengawas juga dianggap perlu diterapkan untuk meminimalisasi potensi kecelakaan.
"Langkah konkret yang perlu ditempuh antara lain adalah memperketat proses rekrutmen dan pelatihan pengemudi dengan standar keselamatan yang lebih tinggi, melakukan peremajaan armada secara konsisten agar seluruh bus laik jalan, serta memperluas penggunaan teknologi pendukung.
Dalam hal ini DPRD DKI Jakarta siap mendukung kebijakan maupun penganggaran yang diarahkan untuk meningkatkan keselamatan publik," paparnya.
Kenneth juga menyoroti sistem kerja sopir bus Transjakarta yang bekerja selama 8 jam.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.