7 Bulan Jabat Gubernur: Pramono Sudah Urus 3 Patung di Jakarta, Ini Alasan di Baliknya
Pramono Anung sudah 225 hari atau tujuh bulan lebih menjadi Gubernur Jakarta. Banyak hal dikerjakan, termasuk mengurusi patung.
TRIBUNJAKARTA.COM - Pramono Anung sudah 225 hari atau tujuh bulan lebih menjadi Gubernur Jakarta. Banyak hal dikerjakan, termasuk mengurusi patung.
Pria yang menyenangi seni rupa itu sudah dua kali meminta patung besar di Jakarta dipindahkan, hingga mengadakan patung baru di taman yang sedang dibangun, yakni Taman Bendera Pusaka.
Dua patung yang mau dipindahkan Pramono adalah patung pahlawan nasional dari tanha Betawi, MH Thamrin dan patung Jenderal Sudirman.
Sedangkan, di Taman Bendera Pusaka, Pramono mau memasang patung Fatmawati, sang penjahit bendera pusaka yang juga istri Proklamator Bung Karno, sekaligus ibu dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Apa alasan Pramono mengurus tiga patung itu? Berikut TribunJakarta rangkum kepentingan di baliknya.
Patung MH Thamrin
Patung MH Thamrin yang ingin dipindahkan Pramono kini berada di Jalan Medan Merdeka Selatan, dekat dengan Bundaran Patung Kuda.
Patung setinggi 4,5 meter ditambah fondasi setinggi 2,5 meter sehingga total ketinggiannya adalah 7 meter itu ingin dipindah ke Balai Kota Jakarta.
Sementara, Pramono ingin membangun patung MH Thamrin yang lebih megah untuk diletakkan tepat di Jalan MH Thamrin.

Hal ini disampaikan Pramono saat pencanangan HUT ke-498 Kota Jakarta di Taman Literasi Christina Martha Tiahahu, Blok M, Jakarta Selatan, Sabtu (24/5/2025).
“MH Thamrin yang patungnya ada di Jalan Medan Merdeka Selatan akan kami buat patung baru yang ada di Jalan Thamrin, tepatnya nanti kami akan umumkan,” ucapnya, Sabtu (24/5/2025).
Pramono bilang, patung tersebut bakal dibuat lebih megah dari saat ini untuk mengenang sosok MH Thamrin yang turut berjasa menjaga kelestarian budaya Betawi.
Nantinya, patung tersebut bakal dibuat setinggi patung Jenderal Sudirman yang ada di Jalan Jenderal Sudirman.
“Patungnya tidak boleh lebih rendah dari patung Jenderal Sudirman. Karena bagian penghormatan kami kepada tokoh Betawi, tokoh pemikit yang namanya MH Thamrin,” ujarnya.
Di sisi lain, patung yang saat ini ada nantinya bakal dipindah Pramono ke Kompleks Balai Kota Jakarta.
“Patung lamanya seizin bapak-ibu saudara-saudara sekalian, saya taruh di Balai Kota,” tuturnya.
Namun, rencana pemindahan itu pun kemudian ditolak oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Sekretariat Negara (Setneg) karena ada ketentuan terkait cagar budaya.
Patung Jenderal Sudirman
Terkini, Pramono berencana memindahkan patung Jenderal Sudirman ke lokasi baru di perbatasan Jalan MH Thamrin dan Sudirman.
Lokasi tersebut dinilai lebih ikonik dan strategis, terutama karena dapat dinikmati langsung oleh masyarakat yang melintas di kawasan sibuk itu.

“Jadi saya akan memindahkan Patung Sudirman betul-betul di perbatasan antara Thamrin dan Sudirman,” ucapnya di Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/10/2025).
Menurutnya, lokasi baru ini akan membuat patung Jenderal Sudirman menjadi lebih dekat dengan warga Jakarta.
Dengan lalu lintas yang padat di kawasan tersebut, patung Jenderal Sudirman diyakini semakin mencuri perhatian dan menjadi landmark kota yang lebih hidup.
“Sehingga tempatnya malam menjadi lebih ikonik pas mau naik ke atas Sudirman ke Dukuh Atas. Sehingga dengan demikian patung itu betul-betul akan bisa dinikmati oleh warga Jakarta, terutama kalau sedang macet,” ujarnya.
Pramono menambahkan, pemindahan itu bukan sekedar memindahkan monumen, melainkan bagian dari upaya menata ruang kota agar lebih menarik secara visual sekaligus memperkuat identitas Kota Jakarta.
“Prinsipnya pasti akan mendapatkan tempat yang lebih baik,” kata orang nomor satu di Jakarta itu.
Pemindahan patung Jenderal Besar Sudirman tak terlepas dari rencana penataan Dukuh Atas menjadi kawasan Transit Oriented Development (TOD).
Pengembangan Dukuh Atas menjadi kawasan berbasis TOD ini dibahas dalam rapat terbatas yang digelar Pemprov DKI Jakarta bersama Kemenhub pada Senin (29/10/2025) kemarin.
Gubernur Pramono bilang, pengintegrasian MRT, LRT, KRL Commuter Line, dan Kereta Bandara ini diharapkan semakin mempermudah mobilitas warga.
“Kalau itu sudah terhubung, maka semua yang melalui Dukuh Atas enggak kehujanan, tersambung dengan baik,” ujarnya.
Dalam pembangunan kawasan TOD Dukuh Atas ini, nantinya Stasiun Karet juga akan disatukan dengan Stasiun BNI City.
“Tadi juga dari bapak menteri menyampaikan akan menggabungkan (Stasiun) Karet dengan (Stasiun) BNI (City). Dan kalau itu terhubung, maa betul-betul konektivitas transportasi di Jakarta akan semakin baik,” tuturnya.
Pembangunan kawasan TOD Dukuh Atas ini berharap tak menemui hambatan dan bisa diselesaikan secepatnya.
“Sejauh ini hambatannya enggak ada, tinggal waktu saja. Mudah-mudahan kami menargetkan 2027 harus sudah selesai,” tuturnya.
Patung Fatmawati

Sementara itu, Gubernur Pramono menjelaskan alasannya membuat patung Fatmawati di Taman Bendera Pusaka yang masih dalam proses pengerjaan menggabungkan Taman Leuser, Taman Ayodya, dan Taman Langsat di dekat Blok M, Jakarta Selatan.
Pramono bilang, patung Fatmawati dipilih lantaran ibu dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu merupakan orang yang menjahit bendera Merah Putih untuk dikibarkan saat Proklamasi 17 Agustus 1945.
“Jadi di sana nama tamannya kan Bendera Pusaka dan bendera pusaka itu identik dengan Bu Fatmawati,” ucapnya di Balai Kota Jakarta, Kamis (21/8/2025) petang.
“Ketika membuat kan benderanya yang menjahit Bu Fatmawati,” tambahnya menjelaskan.
Orang nomor satu di Jakarta ini juga memastikan pembuatan patung tersebut tak menggunakan APBD DKI Jakarta.
Patung yang rencananya memuat sosok Fatmawati sedang merajut itu merupakan sumbangan dari seseorang.
Hanya saja, Pramono tak mau membeberkan lebih lanjut sosok yang menyumbang dana untuk pembangunan patung tersebut.
“Ada orang yang berbaik hati ingin menyumbang atau memberikan kepada Taman Bendera Pusaka dan saya sudah setuju itu,” ujarnya.
“Jadi, itu bukan dibangun atas APBD ataupun dari dana DKI Jakarta,” sambungnya.
Sebagai informasi tambahan, rencana Gubernur Pramono membangun patung Fatmawati di Taman Bendera Pusaka sempat dipersoal oleh politikus PSI August Hamonangan.
Anggota DPRD DKI Jakarta itu pun mempertanyakan relevansi sosok yang akan diabadikan dalam bentuk patung di Taman Bendera Pusaka.
“Kita bicara DKI Jakarta. Kenapa malah membangun patung yang tidak punya relevansi langsung? Padahal banyak tokoh lokal yang lebih tepat. Jangan sampai ini hanya untuk menyenangkan orang tertentu,” ujar August saat berbincang dalam program Tribun Talks bersama TribunJakarta, Selasa (12/8/2025).
Menurut August ketimbang Fatmawati, masih banyak sosok yang dianggap lebih relevan untuk dijadikan patung di Jakarta, terutama mereka yang telah berjasa untuk kota ini.
"Apa relevannya patung itu. Kenapa bukan tokoh yang memang sudah nyata-nyata berjasa besar buat Jakarta seperti Ali Sadikin? Beliau itu gubernur legendaris. Punya sejarah kuat membangun Jakarta,” tuturnya.
Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita
APBD Jakarta Terancam Anjlok, Pramono Bicara Nasib Program KJP dan KJMU |
![]() |
---|
Pramono Mau Pindahkan Patung Sudirman ke Lokasi Lebih Strategis: Bisa Dinikmati Warga saat Macet |
![]() |
---|
Ijazah Ditebus Pramono Anung, Alfarizi Senang Bukan Main Bisa Daftar TNI AL |
![]() |
---|
Tahap Keempat Program Pemutihan, Pramono Tebus 1.238 Ijazah Warga Jakarta yang Tertahan di Sekolah |
![]() |
---|
Ada Wacana Patung Jenderal Sudirman Dipindah, Pramono Ungkap Lokasi Barunya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.